TEMPO.CO, Jakarta - Kilang minyak Pertamina Refinery Unit (RU) Dumai terbakar pada Sabtu malam, 1 April 2023 pukul 22.40 waktu setempat.. Kebakaran kilang Pertamina Dumai itu disertai ledakan keras yang terdengar dari jarak lebih 25 kilometer. Ledakan diketahui berasal dari dalam Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai terdengar sekitar pukul 22.40.
Sebelum terbakar, dikabarkan diduga ada dentuman keras yang berasal dari kilang. Banyak warga melaporkan kerasnya dentuman menggetarkan perabotan rumah. Bahkan, ledakan terdengar sampai Pulau Rampat.
"Plafon rumah warga di belakang kilang minyak juga banyak yang runtuh, dinding retak-retak, kaca rumah pecah," kata warga setempat, Alex, seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan catatan Tempo, kebakaran tersebut menelan sembilan korban. Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina RU Dumai, Agustiawan, menjelaskan sembilan korban dari peristiwa itu merupakan pekerja di ruang operator.
"Mereka mendapatkan pertolongan pertama karena terkena pecahan kaca," kata Agustiawan melalui keterangannya, Minggu, 2 April 2023.
Agustiawan mengatakan kejadian di area gas compressor berhasil ditangani pada Sabtu, 1 April 2023, pukul 22.54. Saat ini PT Pertamina Kilang Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero), berfokus ke recovery kilang dan warga terdampak. Sebab, insiden meledaknya kilang menyebabkan sejumlah rumah dan tempat ibadah di sekitar lokasi mengalami kerusakan.
"PT KPI RU Dumai meminta maaf atas kejadian ini. Kami akan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi di masyarakat," kata Agustiawan.
Kebakaran tersebut ditanggapi oleh sejumlah pihak, termasuk pengamat. Berikut Tempo merangkum deretan respons pengamat soal kebakaran kilang Pertamina Dumai.