Merchandise yang diproduksi menggandeng sejumlah UMKM itu pun batal dijual. Soal hal ini, Kepala Eksekutif Juaraga Mochtar Sarman mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Local Organizing Committee (Loc), dan Indonesia FIFA U-20 World Cup 2021 Organizing Committee (Inafoc).
Ditanya soal nilai kerugian, Mochtar pun tidak menjawab secara gamblang. “Lebih baik kita fokus kepada apa yang sudah kami lakukan daripada kerugian materi,” ujarnya melalui pesan tertulis pada Jumat kemarin.
Adapun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memperkirakan potensi kerugian akibat batalnya Piala Dunia U-20 digelar Indonesia mencapai Rp 3,7 triliun. Angka itu merupakan besaran minimum. "Dan ini kerugian yang sangat besar," katanya dalam keterangan tertulis.
Potensi kerugian itu berasal dari pembiayaan mulai dari renovasi seluruh stadion yang akan digunakan sebagai venue Piala Dunia U-20 Indonesia senilai lebih dari Rp 500 miliar. Selain itu, proyeksi kunjungan wisatawan mancanegara diperkirakan mencapai lebih dari 50 ribu orang.
Selanjutnya, kerugian dari proyeksi pendapatan yang diperkirakan mencapai 2 juta orang pada setiap pertandingan. Pengelola hotel dan penginapan yang kamarnya sudah habis terjual sepanjang masa Piala Dunia U-20 Indonesia, menurut Sandiaga, juga merugi.
Pilihan Editor: Pemegang Lisensi Merchandise Piala Dunia U-20 Berduka: Kami Sudah Produksi 53 Jenis dan Libatkan UMKM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.