Nicke menjelaskan karbon yang ditangkap di reservoir itu dapat digunakan kembali untuk produksi minyak dan gas. Ia mengaku Pertamina dengan beberapa perusahaan global telah menghitung potensi Indonesia, hasilnya mencapai 400 giga ton. "Jadi potensinya sangat besar," ucapnya.
Kemudian dari segi transisi energi, menurutnya, Indonesia juga memiliki potensi yang besar untuk berpindah ke elektrifikasi yang lebih ramah lingkungan. Untuk merealisasikan transisi tersebut, diperlukan baterai yang salah satu komponen esensialnya adalah nikel.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar dengan hampir 24 persen cadangan nikel dunia berada di perut bumi Indonesia. Sehingga, Nicke menilai pemanfaatan sumber daya alam nikel Indonesia dapat mendorong transisi energi dan berkontribusi pada dekarbonisasi global.
"Jadi kalau kita lihat dari basis alamnya kita punya potensi, dari sisi reservoir kita juga punya potensi untuk menurunkan emisi. Kita juga punya mineral yang esensial untuk mensuport ke arah transisi energi dalam bentuk eletrifikasi. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya," ucap Nicke.
Pilihan Editor: Mengenal IPO yang Ditolak oleh Serikat Pekerja Pertamina Karena Privatisasi PT PGE
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini