TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi pengeluaran dan produksi. Dari sisi pengeluaran, kata dia, konsumsi masyarakat sebagai kontributor terbesar produk domestik bruto atau PDB tumbuh kuat.
“Pertumbuhan konsumsi meningkat tajam dari 2,0 persen year on year (YoY) di tahun 2021 menjadi 4,9 persen YoY di tahun 2022,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 7 Februari 2023.
Baca juga: Ekonomi RI 2022 Tumbuh di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani: Ini Rahasianya
Menurut Sri Mulyani, Tingkat inflasi yang relatif terkendali menjadi salah satu faktor penting bagi laju ekspansi konsumsi di sepanjang 2022, termasuk di triwulan empat 2022. Terjaganya daya beli masyarakat juga ditandai oleh perbaikan tingkat kemiskinan nasional yang kembali turun dari 9,7 persen (September 2021) menjadi 9,6 persen (September 2022).
Selain itu, kinerja ekspor yang kuat juga menopang laju pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan empat 2022, Sri Mulyani menuturkan ekspor secara riil tumbuh sebesar 14,9 persen YoY dan secara tahunan tumbuh 16,3 persen YoY. Upaya hilirisasi sumber daya alam, terutama mineral, menjadi salah satu sumber utama pendorong kinerja ekspor di tahun 2022.
“Kinerja positif ekspor memberikan hasil yang baik bagi neraca perdagangan Indonesia secara nominal yang mencatatkan total surplus sepanjang tahun 2022 sebesar US$ 54,5 miliar, tertinggi dalam sejarah,” tutur dia.
Soal laju investasi, bendahara negara mengatakan, secara bertahap juga menguat di tahun 2022. Penanaman Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) tumbuh 3,3 persen pada triwulan empat 2022 atau 3,9 persen YoY secara tahunan (2021 3,8 persen).
Minat investor melanjutkan hilirisasi lanjutan ke produk-produk turunan mendorong investasi ke arah yang lebih produktif. Hal ini ditunjukkan dengan investasi mesin dan kendaraan yang masing-masing tumbuh 22,4 persen dan 10,3 persen YoY.
“Sementara, kontributor investasi terbesar yaitu bangunan tumbuh relatif moderat di tengah tingginya harga bahan bangunan dan masih lesunya penjualan properti. Khususnya untuk ruang kantor dan hunian kelas atas,” ucap Sri Mulyani.
Adapun pengeluaran konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 4,5 persen di tahun 2022, sejalan dengan turunnya belanja penanganan pandemi. Belanja negara tahun 2022 dialihkan kepada tantangan-tantangan terkini, termasuk dalam meredam gejolak dinamika perekonomian dunia.
Kebutuhan belanja mengenai pemberian bantuan sosial kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah juga dinaikkan. “Belanja subsidi dan kompensasi di tahun 2022 tercatat sebesar Rp 551 triliun atau naik 192,7 persen dibandingkan tahun lalu,” kata dia.
Sementara dari sisi produksi, Sri Mulyani menambahkan, laju pertumbuhan juga positif. Hal itu tercatat di seluruh sektor lapangan usaha baik di triwulan empat maupun di sepanjang tahun 2022. Sektor-sektor strategis, termasuk manufaktur, pertanian, perdagangan, serta penunjang pariwisata mampu tumbuh kuat di tahun 2022.
Hal ini juga tercermin dari realisasi penerimaan perpajakan yang tumbuh sebesar 31,4 persen YoY di tahun 2022. Keberlanjutan pemulihan sektor produksi ini juga memberikan dampak positif bagi pembukaan lapangan pekerjaan, sebagaimana ditunjukkan oleh terus turunnya tingkat pengangguran di 2022 yang tercatat sebesar 5,9 persen (2021 6,5 persen).
“Sejalan dengan indikator purchasing managers index (PMI), laju ekspansi sektor manufaktur juga terus menguat,” ujar dia.
Baca juga: Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini
Sektor manufaktur sebagai kontributor utama perekonomian tumbuh sebesar 4,9 persen di tahun 2022, atau naik signifikan dari 3,4 persen di tahun 2021. Tingkat pertumbuhan sektor manufaktur di triwulan empat sebesar 5,6 persen juga jauh melampaui tingkat pertumbuhan secara agregat (5,0 persen).
“Hal ini mengindikasikan tren perbaikan sektor manufaktur sebagai mesin pertumbuhan perekonomian domestik,” ucap Sri Mulyani.
Sejalan dengan ekspansi sektor manufaktur, sektor perdagangan juga tercatat mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sektor perdagangan tumbuh sebesar 6,6 persen di triwulan empat 2022 atau tumbuh sebesar 5,5 persen di tahun 2022.
Tingginya aktivitas konsumsi dalam negeri mendorong pertumbuhan perdagangan besar dan perdagangan kendaraan yang masing- masing tumbuh 5,4 persen dan 5,9 persen di tahun 2022. Selain itu, pola konsumsi dalam penggunaan kanal digital yang melonjak di masa pandemi juga masih meningkat.
“Berdasarkan data dari Google, Temasek dan Bain, Gross Merchandise Value Indonesia melalui perdagangan elektronik di tahun 2022 tumbuh 22,0 persen,” kata dia.
Pendekatan yang tepat dalam penerapan kebijakan restriksi sosial (PPKM) juga menurut Sri Mulyani memegang peranan penting dalam perbaikan sektor penunjang pariwisata. Sektor transportasi dan akomodasi merupakan sektor dengan pertumbuhan paling tinggi sepanjang tahun 2022 yaitu masing-masing sebesar 19,9 persen dan 12,0 persen atau tumbuh 17,0 persen dan 13,8 persen di triwulan empat 2022.
Peningkatan aktivitas pariwisata juga tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang di seluruh moda transportasi dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlah penumpang angkutan udara mengalami peningkatan sebesar 75,8 persenuntuk penumpang domestik dan 1.030,9 persen untuk penumpang internasional sepanjang tahun 2022.
“Selain itu, kunjungan wisatawan ke Indonesia di tahun 2022 mengalami peningkatan yaitu mencapai 5,5 juta kunjungan atau naik 251,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Menkeu Sri Mulyani.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.