"Tetapi Rusia telah kembali mengancam akan menghentikan inisiatif tersebut dan melancarkan serangan rudal ke Pelabuhan Odessa Ukraina beberapa jam setelah penandatanganan inisiatif tersebut. Ukraina menyerukan tekanan internasional terhadap Rusia agar terus mengizinkan ekspor biji-bijian," tutur dia.
Melihat perspektif yang berkembang di masa perang ini, Ukraina menetapkan tujuan mengembangkan perdagangan dengan mitra internasional seperti Indonesia, di berbagai sektor.
Lebih lanjut, Liubyma mengatakan banyak peluang menarik untuk bekerja sama dengan Indonesia, termasuk dalam bidang pertanian, teknologi informasi, pengolahan pangan, farmasi, dan energi.
"Saya akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin bisnis, badan perdagangan, dan kementerian saat berada di Indonesia untuk mengeksplorasi bagaimana kita dapat memperbanyak kerjasama," ungkap Liubyma.
Selain Liubyma, anggota delegasi lainnya yang bakal mendatangi Indonesia adalah Wakil Direktur Jenderal Institut Ukraina Alim Aliev, pendiri Pusat Komunikasi Strategis (CSC) di bawah Kementerian Kebudayaan dan Kebijakan Informasi Ukraina Liubov Tsybulska, dan Profesor Politik Komparatif di National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) Olexiy Haran.
Mereka berbagi informasi penganiayaan yang sedang berlangsung terhadap penduduk asli Muslim Ukraina (Tatar Krimea) di wilayah pendudukan Krimea.
Para delegasi tersebut juga akan berada di Indonesia untuk memperingati intervensi bersejarah Ukraina atas nama Indonesia di Dewan Keamanan PBB, pada 7 Februari 1946. Saat itu, Ukraina menjadi negara pertama yang berbicara mendukung penuh kemerdekaan Indonesia, membuka jalan bagi lebih banyak dukungan internasional kepada Indonesia dalam perang kemerdekaannya.
"Pada tahun 1946, Ukraina mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Sekarang kami orang Ukraina berjuang untuk kebebasan kami sendiri dari Rusia," kata anggota delegasi Olexiy Haran.
Kunjungan delegasi Ukraina di Indonesia dijadwalkan pada 6 hingga 10 Februari 2023. Sebelumnya, mereka telah berkunjung ke Nigeria, Ghana, Kenya, dan Ethiopia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini