TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Ukraina mengumumkan rencana mengunjungi Indonesia bulan ini. Salah satunya Direktur Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ukraina Anna Liubyma yang mengatakan perdagangan Indonesia setahun sebelum perang bernilai US$ 1,24 miliar atau Rp 18,7 triliun.
“Setelah invasi ilegal Rusia yang tidak beralasan, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan,” kata Liubyma dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 4 Februari 2023.
Baca: Delegasi Ukraina Kunjungi Indonesia di Tengah Perang dengan Rusia
Sejak saat itu, kata dia, terjadi beberapa pemulihan tapi semua perdagangan internasional Ukraina terus terpengaruh. Ini berimbas pada semua mitra dagang Ukraina, termasuk Indonesia.
"Sampai Rusia mengakhiri blokade lautnya, berhenti membom kawasan pertanian dan industri, serta menarik pasukannya,” lanjut delegasi khusus perdagangan tersebut.
Sementara itu, laporan Bank Dunia 2022 "War in the Region"1 menggarisbawahi dampak perang yang menghancurkan perdagangan Ukraina. Bank Dunia melaporkan, lebih dari setengah perusahaan di Ukraina tutup karena perang.
Perdagangan barang melambat karena rute transit yang rusak, pelarangan sementara transportasi barang melalui darat, dan hilangnya akses ke Laut Hitam. Ini memotong separuh ekspor Ukraina dan 90 persen perdagangan biji-bijiannya.
Sejak Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative disetujui pada Juli 2022 dengan dukungan kuat dari Indonesia, memungkinkan pembukaan koridor laut dengan aman. Upaya ini mampu meningkatkan ekspor biji-bijian Ukraina.
Selanjutnya: Ukraina sedang mengembangkan perdagangan dengan mitra internasional ...