“Inilah yang tadi disebutkan bahwa lembaga internasional seperti Internasional Monetary Fund atau IMF mengatakan tahun 2023 ini akan gelap. Karena tadi ada fenomena kenaikan suku bunga dan menyebabkan ekonomi melemah,” kata Sri Mulyani.
Itu baru satu masalah saja dari pandemi. Tantangan lainnya, Sri Mulyani berujar, perang Rusia dan Ukraina yang memunculkan ketegangan global. Dia mengatakan, memang Ukraina lokasinya sangat jauh dengan Indonesia, tapi dampaknya terjadi di seluruh dunia.
Karena, menurut Sri Mulyani, begitu perang terjadi maka muncul reaksi salah satunya mendisrupsi produksi gandum. “Saya hampir yakin coba lihat kotak itu kue di dalamnya pasti ada gandumnya. Harga gandum meningkat, harga-harganya seluruh dunia (naik), ya saya tidak bicara Indonesia,” ujar dia.
Selain gandum, Ukraina juga merupakan negara penghasil minyak goreng dari bunga matahari. Begitu minyak goreng dari Ukraina tidak bisa mengalir, kata Sri Mulyani, maka permintaan minyak goreng meningkat. “Termasuk melalui CPO kita, kelapa sawit kita harganya melonjak tinggi tahun lalu,” ucap dia.
Jadi, Sri Mulyani menjelaskan, perang di Ukraina itu yang kemudian menimbulkan dampak luar biasa terhadap bagaimana negara-negara mengatasi pandemi, termasuk politik dan ekonominya. Sehingga, jika bicara mengenai tantangan dan ketahanan ekonomi nasional dan lokal terhadap guncangan global itu tidak hanya pandemi.
“Bisa geopolitik, bisa kenaikan inflasi, bisa juga dari sisi disrupsi akibat climate change, akibat teknologi digital, yang kemudian menimbulkan kerawanan pangan dan energi,” tutur Menkeu Sri Mulyani.
Baca: Paypal PHK 2.000 Karyawannya, Berikut Deretan Fakta dan Penyebabnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.