TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap tantangan global yang terjadi saat ini tidak berhenti pada pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Setelah pandemin pun, kata dia, begitu bisa ditangani terjadi komplikasi yang baru.
Menurut Sri Mulyani, saat terjadi normalisasi kegiatan setelah pandemi mereda, kegiatan yang tadinya tidak boleh berkerumun dan melakukan aktivitas sosial dibuka kembali. Yang sebelumnya di rumah saja hingga belajar lewat aplikasi Zoom, sekarang semua diperbolehkan beraktivitas seperti sebelum pandemi.
Baca: Sri Mulyani Beberkan APBN jadi Andalan untuk Jawab Tantangan Ekonomi Global
“Tiba-tiba butuh kendaraan umum, BBM yang tadinya enggak perlu dikonsumsi menjadi dikonsumsi lagi, makan yang tadinya di rumah menjadi di kampus, keluarga yang biasanya di rumah saja sekarang jalan-jalan,” ujar dia saat menyamaikan kuliah umum di STKIP PGRI Sumenep, Jawa Timur, yang disiarkan langsung YouTube Kemenkeu RI pada Kamis, 2 Fabruari 2023.
Bendahara negara ini mengatakan, normalisasi itu ternyata belum siap dilakukan. Dia mencontohkan di Amerika Serikat dan Eropa. Mulai dari ada barang tapi tidak ada truk untuk mengangkutnya, orang berbelanja tapi barangnya belum ada di etalase tokonya, karena pelayanannya belum penuh berfungsi.
Sehingga, kata Sri Mulyani, saat masyarakat berlomba untuk melakukan konsumsi, barang dan jasanya belum siap. Hal itu menyebabkan harga naik. “Karena orang berebutan, oh saya pengen makan tapi jumlahnya terbatas, harga naik itu namanya inflasi,” tutur dia.
Selanjutnya, dia menambahkan, begitu inflasi terjadi, maka otoritas moneter bank sentral merespon dengan harus mengendalikannya. Buntutnya, di Amerika dan Eropa dilakukan kenaikan suku bunga secara drastis dan cepat dengan likuiditas yang diketatkan membuat ekonominya melemah lagi.
Selanjutnya: Inilah yang tadi disebutkan....