TEMPO.CO, Jakarta - Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menangani sebanyak 25 kejadian keterdamparan di tahun 2022.
Kepala LPSPL Sorong Santoso Budi Widiarto menyebut mamalia jenis paus paling banyak terdampar di wilayah timur Indonesia baik yang masih hidup maupun yang mati.
“Jenis paus mendominasi kejadian mamalia laut terdampar di wilayah timur, jumlahnya hampir 52 persen yaitu sebanyak 13 kejadian jenis paus terdampar, 10 kejadian jenis dugong terdampar dan 2 kejadian lumba-lumba terdampar,” ungkap Santoso dalam keterangan resmi, Minggu, 22 Januari 2023.
Baca Juga: KKP Fasilitasi 328 Ribu Pelaku Usaha Akses Pembiayaan Rp 10,49 Triliun
Keterdamparan tersebut terjadi di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan serta Papua Tengah.
Menurut Santoso, dari seluruh kejadian mamalia laut terdampar di wilayah timur Indonesia, 50 persen ditangani secara langsung di lapangan melalui pendampingan dan pemberian rekomendasi teknis, sedangkan 50 persen lainnya ditangani dengan keterlibatan tidak langsung melalui pendataan dan pengumpulan bahan keterangan kejadian.
Wilayah timur Indonesia sangat akrab dengan kejadian mamalia laut terdampar karena perairan laut di wilayah timur Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi serta habitat penting mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, dan dugong.
Penanganan kejadian keterdamparan mamalia laut adalah strategi KKP dalam menjaga kesehatan laut Indonesia dan menjadi salah satu implementasi kebijakan ekonomi biru untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati laut di Indonesia.