“Hasil riset menunjukkan platform B2B digital sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri, tak terkecuali FMCG,” kata Bhima.
Selain itu, dia melanjutkan, saat ini pasar Indonesia juga sedang berada di masa transisi dari Fase 2 (customer process portal) menuju Fase 3 (multi-channel infrastructure). Kehadiran platform B2B digital seperti GudangAda, dia berujar, dapat berperan efektif dalam mengakselerasi transisi tersebut melalui ragam layanan bisnis digital yang terintegrasi kepada segenap pemain di industri B2B.
“Mulai dari Prinsipal hingga pelaku bisnis level UKM seperti pemilik toko dan warung,” tutur Bhima.
Selain itu, Bhima menjelaskan, jika melihat 4 tahun ke belakang, perkembangan B2B spesifik untuk di Indonesia, selalu persisten tumbuh di atas 20-25 persen. Dia menilai itu adalah suatu proyeksi yang sangat realistis.
“Karena memang B2B ini pasarnya jelas, konsumennya juga jelas, dan ada kebutuhan memang dari segi principle untuk bisa memperluas akses dan memotong rantai pasok,” ujar Bhima.
Baca juga: Pemerintah Jelaskan Penyebab Baru 20 Persen UMKM yang Miliki Akses ke Kredit Perbankan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.