TEMPO.CO, Jakarta - Platform jual beli GudangAda bersama Center of Economic and Law Studies (Celios) membuat studi bertajuk B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023. Dari studi itu, salah satunya diketahui mayoritas UKM sudah merasakan manfaat digitalisasi.
“Hasil studi menjelaskan 60 persen UKM di Indonesia sudah merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya seperti mempermudah mencari supplier dan menjangkau pelanggan,” ujar SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata dalam pemaparannya di Seribu Rasa Gunawarman, Jakarta Selatan, pada Kamis, 19 Januari 2023.
Baca: Ma'ruf Amin: Saya Harap UMKM Tidak Terkena Stunting Lagi, Tidak Kerdil Terus
Adapun studi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik soal kondisi bisnis B2B FMCG di Indonesia, serta peluang kolaborasi antar pelaku usaha.
Yuanita menjelaskan hasil studi diharapkan dapat menjadi acuan pelaku bisnis rantai pasok Indonesia dalam mengkaji lanskap bisnis B2B. Selain itu juga membuat pelaku UKM bisa mengatur strategi bisnis terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi dari sudut pandang inovasi digital di industri B2B FMCG.
Menurut dia, pengalaman panjang manajemen GudangAda di industri B2B Indonesia dan hubungan strategis dengan segenap pelaku bisnis rantai pasok B2B yang telah terjalin lama. “Kami meyakini dapat memberikan insights business yang tepat bagi tumbuh kembangnya bisnis B2B, khususnya di tahun 2023 ini,” ucap dia.
Sementara itu, Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, untuk menghasilkan analisis yang lebih mendalam, studi ini dibuat menggunakan metode studi literatur. Dia mengatakan literaturnya diambil dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder dan studi terdahulu yang relevan.
Dari studi itu diketahui peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 masih besar. Hal ini seiring dengan potensi bisnis UKM Indonesia, pertumbuhan pengguna internet, serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.
Selanjutnya: “Hasil riset menunjukkan..."