Sementara itu Febrio menambahkan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia atau rasio gini pada September 2022 tercatat sebesar 0,381, menurun 0,003 poin dari Maret 2022 yakni 0,384, yang dipengaruhi oleh penurunan ketimpangan di perkotaan dan perdesaan, yang masing-masing menurun tipis 0,001 dari posisi Maret 2022.
“Upaya pemerintah untuk mendorong inklusivitas pertumbuhan ekonomi terlihat dari penurunan ketimpangan baik di perkotaan maupun pedesaan. Bahkan ketimpangan di pedesaan juga terus menunjukkan perbaikan dibandingkan level pra pandemi,” lanjutnya.
Dengan inflasi bahan pangan atau volatile food yang menunjukkan tren penurunan signifikan dari September 2022 yang bertumbuh sebesar 9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) hingga Desember 2022 sebesar 5,6 persen (yoy). Ke depan dia memperkirakan tingkat kemiskinan dapat kembali menurun.
Hal ini didukung pula dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan, di mana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2022 meningkat mencapai 68,63 persen, yang akan mendorong perbaikan pendapatan masyarakat.
“Ke depan pemerintah perlu menjaga momentum penurunan inflasi dan mengakselerasi realisasi belanja pada triwulan I 2023 untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan,” ujar Febrio.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini