TEMPO.CO, Jakarta -Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan ada lebih dari 100 investor yang berminat untuk berinvestasi di ibu kota baru. Namun, baru ada 71 yang menyerahkan Letter of Intent (LoI) atau surat niat untuk berinvestasi, tiga di antaranya sudah mendapatkan Surat Izin Prakasa Proyek (SIPP) dari pemerintah.
“Saat ini sektor infrastruktur dan utilitas yang paling banyak diminati oleh investor,” ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis, 12 Januari 2023.
Selain itu, yang juga diminati adalah mixed used dan komersial, perumahan, jasa konsultan, kesehatan, perkantoran swasta dan BUMN, perkantoran pemerintah serta teknologi. ”Kami yakin infrastruktur di IKN yang menjadi fokus tahun 2023 dapat berjalan sesuai rencana atau bahkan lebih cepat,” kata Bambang.
Menurut Bambang pemerintah akan terus bekerja keras untuk mendatangkan investor ke IKN karena sesuai komitmen yang tidak mau membebankan APBN dalam pembangunannya. IKN, kata dia, sangat penting untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia.
“Bahkan tak hanya Indonesia yang akan merasakan dampak ekonomi dari IKN, Malaysia juga sebagaimana yang disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia,” ucap Bambang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyaksikan serah terima 11 LoI investor Malaysia untuk membangun IKN pada 9 Januari 2023 di Istana Kepresidenan Bogor. LoI itu diserhkan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia Teungku Zafrul bin Teungku Abdul Aziz kepada Kepala Ototita IKN Bambang Susantono.
Menurut Bambang, sebelas perusahaan itu adalah Aliance MEP, Berjaya, Boustead Properties, Carsome, HCM Engineering, i2 Energy, Olympic Cable, Pharmaniaga, Reneuco, Success Electronics & Transformer Manufacturer dan Tenaga Nasional. Dia mengatakan LOI itu akan segera ditintaklanjuti segera.
Setelah menerima LoI, kata Bambang, maka tahap berikutnya otorita akan memberikan jawaban formal dengan melampirkan beberapa dokumen, salah satunya surat perjanjian kerahasiaan (non-disclosure agreement/ NDA). “Setelah NDA ditandatangani, otorita akan memberikan dana pendukung dan data teknis calon investor,” ucap Bambang.
Sebelas investor dari Malaysia berminat menanamkan modalnya di berbagai sektor. Antara lain pengelolaan sampah (waste managemen), infrastruktur telekomunikasi, properti, jalan raya, layanan kesehatan dan farmasi, energi terbarukan, hingga ke platform e-commerce.