Untuk meningkatkan pangsa pasar, Ristiawan menambahkan, perseroan juga terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan dealer kendaraan bermotor. “Melalui pemanfaatan kanal digital, yaitu CNAF Mobile, peluncuran produk dan program pembiayaan yang menarik, kompetitif, dan inovatif, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” kata dia.
Menurut Ristiawan, saat ini keunggulan kompetitif dari perseroan adalah dukungan dari induk usaha, PT Bank CIMB Niaga Tbk., dalam hal fasilitas pembiayaan bersama, progam referral calon nasabah maupun kerja sama pemanfaatan digitalisasi. Selain sumber pendanaan dari induk usaha, perseroan juga melakukan diversifikasi untuk mendapatkan pendanaan efektif sesuai dengan kondisi pasar melalui kerja sama perbankan maupun pasar modal.
Secara kinerja, CIMB Niaga Finance pada semester I 2022, mencatat pembiayaan baru sebesar Rp 4,5 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 103 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.
“Pembiayaan baru dengan akad syariah mencapai 62 persen dari total pembiayaan baru. Dengan pertumbuhan pembiayaan baru, total aset kelolaan CIMB Niaga Finance mencapai Rp 8,8 triliun atau tumbuh sebesar 51 persen dari tahun 2021 pada periode yang sama (sebesar Rp 5,9 triliun),” ujar Ristiawan.
Sejalan dengan peningkatan aset kelolaan, pada semester I 2022 perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak atau PBT (Profit Before Tax) sebesar Rp 266 miliar. Angka tersebut naik 106 persen YoY dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp 129 miliar.
CIMB Niaga Finance mempertahankan kualitas aset, hal itu terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing) di bawah rata-rata industri, yaitu sebesar 0,89 persen di semester I 2022. Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, di mana per semester I 2022, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) perseroan masing-masing tercatat sebesar 12,79 persen dan 26,55 persen.
Direktur PT CIMB Niaga Sekuritas Martin Simorangkir menilai industri otomotif terbukti tumbuh dengan cepat setelah pandemi Covid-19. Hal itu, tentunya mendorong industri pembiayaan tetap dapat bertumbuh dengan maksimal seiring pemulihan ekonomi selama tahun 2021 dan 2022.
“Untuk itu kami menilai optimistis dengan aksi korporasi Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance ini akan menjadi produk alternative investasi yang menarik bagi investor saat ini,” tutur Martin.
Baca: Tiga Sektor Properti Ini Diprediksi Dapat Berkah dari Pencabutan PPKM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini