TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan belum memutuskan harga tiket kereta lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek kendati angkutan perkotaan itu bakal segera beroperasi secara komersial. Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebelumnya meminta LRT Jabodebek mulai mengangkut penumpang pada Juli 2023.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub M. Risal Wasal mengatakan kementeriannya masih membahas besaran harga tiket bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero). “Sabar ya (soal tarif) masih dibahas, nanti dilaporkan segera,” ujar dia di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pada Senin, 26 Desember 2022.
Tahun lalu, KAI telah mengusulkan harga tiket LRT Jabodebek kepada Kementerian Perhubungan sebesar Rp 12-15 ribu. Harga tersebut untuk layanan fase pertama rute Cibubur-Dukuh Atas.
Perhitungan tarif layanan ini sudah termasuk subsidi dari pemerintah. Nantinya, tiket LRT Jabodebek akan memperoleh subsidi dari pemerintah karena skema pembiayaan proyeknya merupakan kombinasi antara pinjaman perbankan dan APBN.
Adapun saat ini penyelesaian konstruksi LRT terus berlangsung. Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan beberapa pejabat lainnya melakukan uji coba LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok sampai ke Stasiun TMII, Jakarta Timur. Kereta melintas sepanjang 9 kilometer yang ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
Baca Juga: Resmikan Stasiun Manggarai Tahap I, Jokowi: Salah Satu yang Tersibuk di Indonesia
“Kereta ini nyaman, cepat, tidak berisik, dan tanpa masinis. Yang membanggakan adalah ini buatan INKA (dalam negeri), termasuk sistem tanpa masinisnya,” ujar Jokowi usai menjajal LRT Jabodebek di Stasiun LRT TMII.
Jokowi berharap, pada Juli 2023 LRT Jabodebek sudah bisa beroperasi berbarengan dengan kereta cepat Jakarta – Bandung. “Ini baru selesai 87 persen. Deponya masih dalam penyelesaian, dan hal-hal kecil berkaitan dengan sinkronisasi sistem,” kata dia.
Proyek LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur itu dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.
Kereta itu dapat menampung hingga 700 penumpang dan rata-rata frekuensi kereta per hari sebanyak 400 perjalanan. Selain itu, sudah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni, Trans Jakarta dan Jaklingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno-Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Menhub Budi Karya menuturkan saat ini LRT Jabodebek sudah dalam tahap pengujian sistem driverless (tanpa masinis). “Karena ini menggunakan teknologi yang tinggi, saya minta uji coba dilakukan dengan baik, untuk memastikan aspek keselamatannya sudah terpenuhi, sebelum nanti dioperasikan Insha Allah pada pertengahan 2023,” ucap dia.
Menurut mantan bos PT Angkasa Pura II itu, angkutan massal perkotaan sangat penting untuk terus dikembangkan, ditata, dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk masyarakat. “DKI Jakarta menjadi salah satu kota percontohan dalam pembangunan angkutan massal yang lengkap. Ada MRT, LRT, BRT, KRL commuter, Angkot, dan lain-lain,” tutur Budi Karya.
Sementara itu Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo memastikan perseroan terus melakukan uji coba pengoperasian kereta lintas rel terpadu itu. Uji coba kereta tanpa masinis dengan teknologi grade of automation level 3 (GoA3) itu tengah berlangsung di lintas pelayanan satu dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok, hingga Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
“Kereta berjalan tanpa masinis jadi digerakkan dari operasional control server yang ada di Bekasi sehingga sekarang ini pengetesan (uji coba) di layanan satu prinsipnya sudah selesai,” ujar Didiek
Didiek menjelaskan, setelah uji coba lintas satu selesai, kereta akan menjalani uji coba lintas pelayanan dua. Kereta akan melintas dari Stasiun LRT Cawang sampai Stasiun LRT Dukuh Atas.
KAI menargetkan seluruh sistem pengoperasian nirmasinis LRT selesai pada awal Januari sehingga uji coba berlanjut. “Baru setelah nanti satu dan dua selesa, akan dicoba dari Harjamukti sampai ke Dukuh Atas. Itu bisa lintas pelayanan satu sampai lintas pelayanan dua,” ucap Didiek.
Selepas uji coba di lintas pelayanan satu dan dua kelar, Didiek mengatakan KAI akan memperpanjang rute operasi LRT dari Stasiun Cawang ke Bekasi Timur. Rute ini merupakan lintas pelayanan tiga, yang dilanjutkan dengan pengoperasian menuju Depo atau tempat parkir kereta. Uji coba ini ditargetkan berlangsung pada Februari atau awal Maret 2023.
“Harapannya, di akhir Juni atau awal Juli 2023, LRT Jabodebek akan kita operasikan. Dan di tahun pertama akan mengakut kira-kira 137 ribu penumpang dengan harga yang terjangkau,” tutur Didiek.
Baca Juga: Jokowi Uji Coba LRT Bareng Menhub: Nyaman, Cepat, Tidak Berisik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.