Ia juga menyebutkan pemberian insentif untuk pembelian kendaraan listrik sangat penting untuk menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik. Indonesia, kata dia, telah belajar dari negara-negara negara-negara yang memiliki ekosistem kendaraan listrik dengan progress yang baik.
Sebagai contoh, kata Agus, sejumlah negara di Eropa yang kini lebih maju dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik. Hal itu karena pemerintah negara tersebut telah jor-joran memberikan insentif.
Soal ini, Sri Mulyani memastikan bahwa besaran insentif itu masih belum final karena masih dalam pembahasan. "Kita pikirkan proses di dalam internal pemerintah maupun nanti dengan DPR," ucapnya.
Pemberian subsidi terhadap kendaraan listrik ini menuai polemik karena hampir dapat dipastikan penerima subsidi tersebut masyarakat kalangan menengah ke atas. Apalagi harga mobil listrik termurah saat ini berkisar Rp 230 juta-300 jutaan, serta kecenderungan mobil listrik sebagai kendaraan kedua atau tambahan.
Walhasil, kebijakan pemberian subsidi itu bakal berkebalikan dengan sikap pemerintah terhadap subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sering disebut salah sasaran. Adapun selama ini subsidi BBM akan dijaga agar sampai kepada masyarakat miskin dan membutuhkan, tapi subsidi kendaraan listrik akan diberikan kepada individu yang mampu membeli mobil.
BISNIS
Baca juga: Sri Mulyani Buka Suara Soal Subsidi Sepeda Motor Listrik Tahun Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.