TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan konglomerat India, Tata Group, membeli 500 pesawat untuk Air India dari Boeing dan Air Bus senilai puluhan miliar dolar Amerika Serikat atau AS. Pesanan tersebut terdiri dari 400 jet kecil dan 100 pesawat besar, termasuk Airbus A350 dan Boeing 787 dan 777, menurut sumber kepada Reuters, Ahad, 11, Desember 2022.
Sepak Terjang Tata Group
Dilansir dari laman resmi Tata Group, perusahaan ini didirikan oleh Jamsetji Tata pada 1868, Grup Tata merupakan perusahaan global yang berkantor pusat di India. Grup raksasa ini terdiri dari 30 perusahaan dan beroperasi di lebih dari 100 negara di enam benua. Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif telah memperkerjakan lebih dari 700.000 orang. Setiap perusahaan Tata berjalan secara independen di bawah bimbingan dan pengawasan dewan direksi sendiri.
Terdapat 28 perusahaan Tata yang terdaftar secara publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar 145,3 miliar dolar AS per 31 Maret 2018. Afiliasi besar Tata Group meliputi perusahan Tata Chemicals, Tata Communications, Tata Consultancy Services, Tata Consumer Products, Tata Elxsi, Tata Motors, Tata Power, Tata Steel, Jamshedpur FC, Tanishq, Voltas, Tata Cliq, Tata Projects Limited, Tata Capital, Titan, Trent, Indian Hotels Company Limited, TajAir, Vistara, Crom, dan Tata Starbucks.
Tata Grup bermula dari sebuah perusahaan dagang yang didirikan Jamsetji Tata pada 1870. Sebelumnya dia bekerja di perusahaan sang ayah hingga usai 29 tahun. Dengan modal Rs.21,000, dia kemudian nekat mendirikan usahanya tersebut. Ia membeli sebuah kilang minyak bangkrut di Chinchpokli dan mengubahnya menjadi pabrik katun bernama Alexandra Mill. Namun, dua tahun berselang, dia menjual pabriknya itu.
Baca: Tata Gandeng Pindad Buat Kendaraan Tempur Khas Indonesia
Tetapi, pada 1874, Jamsetji mendirikan pabrik katun lagi di Nagpur bernama Empress Mill. Tak hanya pabrik kartun, dia bertekad mendirikan empat perusahaan lainnya, yakni perusahaan baja dan besi, hotel yang unik, lembaga pendidikan berkelas dunia, dan PLTA. Pada 1903, ia resmi membuka Taj Mahal Hotel di Colaba. Hotel tersebut menjadi yang pertama di India yang dilengkapi dengan listrik. Jamsetji menamai grup perusahaannya sebagai Tata Limited.
Jamsetji meninggal pada 1903 dan digantikan anak sulungnya, Dorabji Tata. Sebagai penerus, Dorabji tak hanya berfokus pada perusahaan peninggalan almarhum ayahnya. Dia mendirikan perusahaan lain yakni Tata Iron and Steel Company (TISCO), yang kemudian menjadi Tata Steel pada 1907. Tata Limited juga membuka kantor pertamanya di luar India, tepatnya di London. Di tangan Dorabji, berdiri perusahaan baru seperti Tata Power penyedia PLTA pertama di India Barat. Tata Limited juga membuka Institut Sains India dan beroperasi mulai 1911.
Setelah Dorabji, kepimpinan perusahaan dijabat oleh JRD Tata sejak 1938. Di tangan JRD, aset Tata Limited yang berganti nama Tata Group naik dari jutaan menjadi miliaran dolar AS. Jumlah perusahaan juga naik dari belasan ke hampir 100 perusahaan. Baik yang didirikan sendiri atau hasil akuisisi. Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya bergerak di bidang bahan kimia, teknologi, kosmetik, pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan layanan perangkat lunak.
Tak cukup sampai di sana, pada 1952, JRD juga mendirikan sebuah maskapai penerbangan Tata Air Services. Belakangan perusahaan menjadi Tata Airlines. Pada 1953, Pemerintah India menetapkan Undang-Undang Maskapai Penerbangan dan membeli mayoritas saham Tata Airlines. Namun JRD Tata tetap menjadi pemimpin maskapai penerbangan hingga 1977.
Sebelumnya, pada 1945, Tata Group telah mendirikan perusahaan di bidang lokomotif, yaitu Tata Motors. Setelah membentuk joint venture dengan Daimler-Benz, pada 1954 Tata Motors mulai memproduksi kendaraan niaga. Di bawah kepemimpinan JRD, Tata Group mendirikan pula Tata Consultancy Services pada 1968.
Setelah era JRC Tata, kepemimpinan Tata Group dijabat Ratan Tata sejak 1991 hingga 2017. Pada tahun tersebut terdapat liberalisasi ekonomi di Indonesia. Akibatnya Tata Group harus siap menghadapi kompetitor dari luar India. Salah satu strategi yang diambil Ratan adalah mengakuisisi sejumlah perusahaan.
Perusahaan yang diakuisisi Tata Group antara lain Tetley pada 2000 dan Corus Group pada 2007. Tata Group juga mengakuisi Jaguar dan Land Rover pada 2008. Pada 2017, Natarajan Chandrasekaran resmi ditunjuk sebagai pimpinan baru Tata Group.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Tim Pilot Wanita Air India Catatkan Penerbangan Terpanjang Lewati Kutub Utara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.