TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN menjadi instrumen yang penting. Dia mengatakan untuk tahun depan telah merancang APBN dengan defisit 2,84 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“APBN 2023 dirancang dengan defisit 2,84 persen dari PDB yang mencerminkan langkah penyehatan keuangan negara dan konsolidasi fiskal yang kredibel, hati-hati, dan tepat waktu,” ujar dalam acara Penyerahan DIPA Tahun Anggaran 2023 yang disiarkan langsung di YouTube Kemenkeu RI pada Kamis, 1 Desember 2022.
Bendahara negara itu mengatakan kenaikan suku bunga global dan guncangan finansial global, serta volatilitas nilai tukar dan arus modal keluar harus disikapi dengan baik. Salah satunya meningkatkan ketahanan dan keamanan pembiayaan APBN.
Pada tahun 2020 pemerintah membelanjakan lebih dari Rp 2.595,5 triliun dengan defisit yang melonjak akibat pandemi mencapai Rp 947,7 triliun. Maka pada tahun 2021 belanja meningkat lagi menjadi Rp 2.786,4 triliun. Namun defisit menurun tajam ke Rp 775,1 triliun, itu menandakan Covid-19 mulai bisa dikelola dan perekonomian mulai bangkit.
Pada tahun 2022, belanja APBN sebesar Rp 3.106,4 triliun dan defisit diperkirakan turun lagi menjadi Rp 598 triliun. “Defisit menurun secara konsisten dan kita akan eksekusi secara hati-hati dengan mengandalkan cash buffer yang dilakukan sejak saat ini yaitu tahun 2022,” ucap dia.
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, kondisi tersebut menggambarkan bahwa dalam tiga tahun Indonesia berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, melindungi masyarakat dan perekonomian. Serta secara bertahap, APBN juga mulai disehatkan kembali, di dalam merumuskan kebijakan di situasi yang luar biasa ini untuk memulihkan ekonomi.
“Hal ini menghasilkan APBN yang responsif, tepat waktu, fleksibel, namun tetap efektif dan akuntabel, di dalam menghadapi tantangan yang luar biasa yaitu pandemi dan konsekuensinya,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Utang RI Mendekati Rp 7.500 Triliun, Sri Mulyani: Masih Aman, Asalkan...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.