Adapun fenomena pemangkasan jumlah karyawan secara besar-besaran yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi digital, menurut Bhima, terjadi karena berbagai faktor. Di antaranya tekanan makro-ekonomi yang cukup berat paska pandemi, mulai dari kenaikan inflasi, tren penyesuaian suku bunga, pelemahan daya beli, risiko geopolitik dan model bisnis yang berubah secara signifikan.
Gelombang PHK masih besar
Bhima memperkirakan gelombang PHK akan terus terjadi di berbagai perusahaan layanan digital lainnya. Mulai dari layanan keuangan (fintech), pendidikan (edutech), hingga kesehatan (healthtech). Hal itu karena adanya ancaman resesi global tahun depan yang membuat persaingan pencarian dana dari investor semakin ketat.
"Founder maupun CEO perusahaan digital harus bersiap menghadapi tekanan yang lebih besar," tuturnya.
Seperti diketahui, akhir pekan lalu terjadi PHK massal di dua perusahaan digital asal Indonesia, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia dan PT PT Ruang Raya Indonesia atau Ruangguru. Alasan kedua perusahaan itu adalah kondisi keuangan yang terus menurun akibat dampak ekonomi global saat ini.
GoTo dan Ruangguru menambah jajaran perusahaan yang melakukan PHK tahun ini. Sebelumnya Shopee Indonesia, Zenius, Tokocrypto, dan TaniHub juga telah merumahkan sejumlah karyawannya. Bahkan perusahaan internasional seperti Microsoft, Google, Meta, dan Twitter juga mengambil langkah yang sama.
Baca juga: Curhat Gubernur BI Mati-matian Stabilkan Rupiah, Cadangan Devisa Turun jadi USD 130,1 M
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini