TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan sektor yang paling diuntungkan saat pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara adalah sektor konstruksi. Dengan begitu, menurut dia, bukan ekonomi lokal yang bergerak akibat pembangunan.
"Justru, kekurangan bahan material konstruksi diproyeksi datang dari daerah Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan," ucapnya saat dihubungi, pada Sabtu, 12 November 2022.
Ia pun memprediksi akan terjadi kekurangan pasokan material konstruksi, seperti semen dan pasir dari wilayah pembangunan IKN. Alhasil, pasokan material perlu didatangkan dari luar Kalimantan.
Baca: Otorita IKN Buka Lowongan Untuk 27 Posisi Jabatan Kabiro dan Direktur, Cek Kualifikasinya
Adapun wilayah di sekitar Kalimantan akan mendapat imbas dari naiknya tingkat serapan kerja khususnya pekerja konstruksi atau buruh bangunan. Sementara itu, di daerah pembangunan IKN sendiri manfaatnya justru lebih kecil.
Dalam hitungannya, Bhima menyatakan ada lebih banyak dampak negatif pembangunan IKN, salah satunya soal beban utang negara yang diperkirakan semakin meningkat. Pasalnya pembangunan mercu suar ini akan lebih dominan melibatkan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Soal klaim pemerintah tentang rencana pendanaan bersumber dari investasi, menurut Bhima, sedikit menunjukkan rata-rata keterlibatan swasta cukup rendah. Misalnya Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di proyek infrastruktur yang hanya berada di kisaran 7 persen.
Adapun pembangunan gedung pemerintah juga dianggap kurang menarik bagi investor karena tidak bersifat komersial. Padahal, investor mungkin akan lebih tertarik untuk menyuntikkan modal ke sarana pelengkap seperti perumahan, apartemen, hotel atau fasilitas kesehatan.
Bhima meproyeksikan dampak terhadap pemulihan ekonomi dari pembangunan IKN juga tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Meski sudah pasti terjadi kenaikan serapan tenaga kerja di sektor jasa konstruksi, menurut Bhima dana pembangunan IKM sebesar Rp 500 triliun akan lebih besar efeknya jika dialokasikan sebagai stimulus di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Selanjutnya: "Multiplier effect akan lebih besar kalau dana IKN digunakan untuk..."