"Dengan toko-toko itu, jika produk itu laku, maka warga negara lain itu tentunya akan mengetahui di mana produk itu harus didapatkan. Itu adalah sebagian cara kita mengerahkan UMKM di Jawa Tengah maupun daerah lain," tuturnya.
Jika ternyata pelaku UMKM mengalami masalah berkaitan dengan pendanaan, menurut Ganjar, mereka dapat memanfaatkan macam-macam kredit atau pembiayaan.
“Pendanaan pembiayaan kan sudah banyak, misalnya dengan KUR. kalau di Jawa Tengah, Bank Jateng. Mengapa kita bikin Kredit Mitra Jateng 25, Kredit Milennilal ini kita pakai untuk menyikapi keadaan ekonomi kita pascapandemi," katanya.
Menurut Ganjar, hal ini juga menjadi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendongkrak kembali ekspor yang bulan lalu diakuinya sempat turun.
Dalam kerja sama itu, UNS berperan sebagai pendamping UMKM sekaligus penghubung dengan pembeli yang ada di Negara Prancis. "Pendampingan kami di kriya seni, furnitur, desain, termasuk hubungan ke sananya (pembeli di Prancis)," kata Sajidan dari UNS.
Ia menambahkan, dengan Program Merdeka Belajar dan hasil riset yang ada di UNS di antaranya adalah untuk mendukung UMKM di Soloraya menuju ekspor ke luar negeri.
"Prancis menjadi negara tujuan untuk awalannya, tapi ke depan akan dikembangkan ke beberapa negara lain di Eropa," tuturnya.
Jumlah produk yang diberangkatkan untuk ekspor pada Rabu itu sebanyak 402 item. Terhadap produk-produk itu, UNS berencana memproses perolehan Hak atas Kekayaan Intelektual atau HAKI-nya. "Untuk produk-produk yang berangkat ini kita HAKI-kan dulu," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Ceramah di Masjid UGM, Sentil Soal Minyak Goreng
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.