TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi menjelaskan pihaknya masih terpukul akibat diterjang pandemi Covid-19. Nilai kerugiannya hingga Oktober 2022 sebanyak Rp 813 miliar.
“Hingga September perusahaan mencatat rugi senilai Rp 1,1 triliun, kemudian turun pada Oktober 2022 menjadi Rp 813 milar,” ujar dia dalam acara RUMPI BUMN di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Senin, 7 November 2022.
Dia menjelaskan selama diterjang pandemi, penerbangan termasuk industri yang terdampak signifikan. Karena, kata dia, pengelolaan bandara sangat bergantung pada trafik penumpang. Ketika pemerintah melarang penerbangan internasional dan domestik, lalu membatasi pergerakan di domestik tentu dampaknya sangat signifikan.
“Jadi 2,5 tahun pandemi yang kita alami terus terang saja sangat berat,” ucap Faik.
Sehingga, Faik melanjutkan, memang PT Angkasa Pura I melakukan berbagai upaya untuk recovery. Salah satunya program survival strategy, berupaya agar bisa bertahan. Kemudian dari survival strategy itu dilanjutkan dengan program rebound strategy.
Pandemi Covid-19, Faik melanjutkan, juga memberikan banyak pelajaran untuk membuat orgnaisasi menjadi lebih agile. Sehingga ini momentum yang luar biasa buat PT Angkasa Pura I untuk melakukan transformasi selama pandemi.
“Setelah rebond strategy, lanjut ke program transformasi termasuk di dalamnya adalah restrukturisasi. Dampaknya alhamdulillah mulai berbuah positif,” tutur dia.
Sampai Juni 2022, PT Angkasa Pura I masih mencatat negatif laporan laba rugi bulanan. Pada periode Juli-Oktober 2022, sudah positif kembali namun secara total laporan keuangan masih negatif.
“Kita all out menekan kerugian untuk basic performance untuk laba ruginya. Tapi dipastikan di 2022 ini kita posisi cash flow-nya sudah positif,” kata Faik. “Dan saya memproyeksikan sampai dengan Desember akan terus positif walaupun memang positifnya masih belum besar. Tapi makin ke sini membesar.”
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini