TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menargetkan Indonesia mendiri menggunakan energi terbarukan 10 tahun lagi. Mamit menilai target tersebut cukup ambisius.
“Saya kira target itu cukup ambisius ya. Hal ini mengingat kita masih belum siap secara infrastruktur, teknologi, dan pendanaan,” ujar dia kepada Tempo pada Jumat, 28 Oktober 2022.
Selain itu, Mamit menambahkan, saat ini energi fosil masih mendominasi pembangkit listrik di Indonesia. Sehingga, kata dia, butuh biaya besar untuk mempensiunkan dan mengganti dengan energi bersih.
“Kita juga harus realistis kalau kita masih mempunyai sumber energi fosil yang besar, yang masih bisa kita gunakan. Industri ekstratif batu bara dan migas masih juga menjadi sumber penerimaan negara kita,” tutur Mamit.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah berusaha keras mempercepat transisi energi dengan mengoptimalkan bauran energi baru terbarukan atau EBT. “Sehingga dalam 10 tahun ke depan betul-betul nanti Indonesia bisa mandiri dengan energi baru terbarukan,” kata dia dalam acara virtual Himpuni, Selasa, 25 Oktober 2022 lalu.
Menurut Luhut, Indonesia adalah negara berkembang dengan populasi yang begitu besar. Dia percaya bahwa semakin berkembang ekonomi suatu negara, maka semakin besar pula kebutuhan energinya, salah satu kebutuhan utamanya adalah dari sisi transportasi.
Selanjutnya: Luhut Ingatkan Perlunya Sumber Energi Terjangkau