TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, angkat bicara soal rencana pensiun dini PLTU batu bara. Erick menyebut kapasitas PLTU yang berpotensi dimatikan akan mencapai 15 gigawatt (GW) hingga tahun 2040 mendatang.
“Itu kemarin ada 15 giga dan 18 giga, tapi yang kita lihat 15 GW ini yang potensial untuk shutting down pelan-pelan,” ujar Erick Thohir dalam acara Road to G20 Himpuni, yang disiarkan secara virtual, Selasa, 25 Oktober 2022.
Pemberhentian PLTU batu bara tersebut, kata Erick, akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan PLN melalui manuver subholding generation company (Genco). Melalui Genco, seluruh aset pembangkit PLN terkonsolidasi dalam dua perusahaan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.
Renccana pensiun dini PLTU batu bara sebelumnya juga disampaikan Direktur Aneka Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna. Dia menyebut langkah ini akan diambil sebagai upaya mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Pemerintah, lanjut Feby, berupaya mengejar target ini dengan terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) secara masif. Salah satunya dengan memberhentikan PLTU.
“Kami juga mencoba bisa melakukan retaiment PLTU secara bertahap. Dengan upaya retaiment, diharapkan pembakit EBT bisa lebih masuk,” ujar Feby dalam webinar Kesiapan Energi Terbarukan dan Nuklir dalam Mendukung Pencapaian Net Zero Emission, Senin, 24 Oktober 2022.
Feby juga mengatakan pihaknya akan melakukan peningkatan infrastruktur energi dengan harapan mendorong penetrasi EBT yang lebih besar. “Kami menyadari beberapa pembangki EBT bersifat intermiten sehingga untuk saat ini infrastuktur kita yang basisnya fosil agak ulit untuk menerima pembangkit-pembangkit intermittent,” kata dia.
Baca Juga: BRIN Petakan Wilayah Aman untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.