TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan realisasi investasi pada triwulan ketiga 2022 di luar Jawa lebih besar ketimbang Pulau Jawa. Investasi di luar Jawa mencapai Rp 166,3 triliun atau 54 persen. Sedangkan di Pulau Jawa, realisasinya Rp 141,5 triliun atau 46 persen.
"Presiden memerintahkan kepada kami bahwa investasi itu harus berkualitas. Salah satu cirinya adalah perbandingan investasi di Jawa dan luar Jawa. Jangan Jawa sentris," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Oktober 2022.
Secara year on year (yoy), realisasi investasi di luar Jawa meningkat hingga 47,9 persen. Sedangkan di Pulau Jawa, investasi secara tahunan sebesar 35,8 persen. Total seluruh kenaikan realisasi investasi pada triwulan ketiga ini 42,1 persen.
Adapun secara kumulatif, pada periode Januari hingga September 2022, nilai realisasi di luar Jawa mencapai Rp 472,1 triliun. Angka tersebut naik 38,6 persen secara tahunan. Sementara itu pada periode yang sama, realisasi investasi di Pulau Jawa senilai Rp 420,3 triliun atau naik sebesar 31,9 persen. Dengan demikian, total kenaikan realisasi investasi sejak awal tahun hingga September 2022 mencapai 35,3 persen.
Baca juga: Jokowi Turun Langsung Promosikan IKN, Bahlil: Jawab Keraguan Investor
Bahlil merincikan, dilihat secara keseluruhan, realisasi investasi sepanjang triwulan ketiga 2022 mencapai Rp 307,8 triliun baik di luar Jawa maupun di Jawa. Secara kuartalan (qoq), angka tersebut tumbuh sebesar 1,9 persen. Lalu secara yoy, total realisasi investasi meningkat sebesar 43,1 persen.
Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menjadi sektor dengan capaian tertinggi. Nilai investasi sektor itu Rp 20,2 triliun atau 14,5 persen. Kemudian disusul sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan nilai investasi mencapai 12,9 persen atau Rp 17,9 triliun.
Lalu peringkat ketiga realisasi PMDM terbesar adalah sektor industri makanan dengan nilai mencapai 9,9 persen atau Rp 13,8 triliun. Selanjutnya, sektor pertambangan 9,5 persen atau Rp 13,2 triliun. Terakhir, jasa lainnya mencapai Rp 10,7 triliun atau sebesar 7,7 persen.
Sedangkan sektor dengan realisasi investasi terbesar untuk penanaman modal asing (PMA) triwulan ketiga 2022 ialah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Totalnya mencapai US$ 2,8 juta atau sebesar 23,6 persen. Disusul sektor listrik, gas, dan air senilai US$ 1,2 juta atau sebesar 10,4 persen.
Sektor pertambangan menjadi peringkat ketiga dalam realisasi PMA dengan nilai investasi sebanyak 8,9 persen atau sebesar US$ 1,1 juta. Kemudian, investasi dalam industri kimia dan farmasi senilai US$ 1 juta atau 8,1 persen. Terakhir, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan nilai investasi US$ 0,9 juta atau 7,3 persen.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Bahlil Sebut UMKM Penjaga Benteng Ekonomi RI: Malah Sulit Dapat Pinjaman dari Bank
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.