TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit di perbankan masih sangat tinggi meskipun pada September 2022 suku bunga acuan telah dinaikkan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen. Teranyar, BI kembali menaikkan suku bunga acuan Oktober 2022 sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit pada September 2022 tercatat sebesar 11 persen secara tahunan, demikian juga untuk pertumbuhan pembiayaan oleh perbankan syariah sebesar 19,0 persen dan kredit UMKM 17,13 persen yang ditopang segmen mikro.
"Pertumbuhan kredit tinggi, yaitu bahwa secara keseluruhan September pertumbuhan kredit 11 persen, berarti lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,66 persen," kata Perry saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca: Gubernur BI Sebut Fed Fund Rate Bakal Higher for Longer, Apa Dampaknya Bagi Rupiah?
Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan itu didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar. Hal ini seiring dengan membaiknya hasrat perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Industri, Pertanian, Perdagangan, dan Konstruksi.
Baca Juga:
Adapun dari sisi permintaan, Perry menilai, peningkatan intermediasi ini ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut.
Kinerja korporasi tercermin dari perbaikan kemampuan membayar, tingkat penjualan, dan belanja modal, terutama di sektor Perdagangan dan Pertambangan. Sedangkan kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen.
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, maka Perry yakin pertumbuhan kredit pada 2022 masih akan berada pada kisaran 9 - 11 persen secara tahunan. Hal tersebut ditopang oleh likuditas di perbankan dan perekonomian yang masih tetap longgar.
Selanjutnya: Kendati penyaluran kredit tumbuh tinggi, NPL masih rendah.