Ia menyebutkan beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami kontraksi pada September 2022 dibanding Agustus 2022 (MoM), antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) turun 31,91 persen; serta tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 31,05 persen.
Lalu kontraksi terjadi pada produk ekspor pakaian dan aksesorinya atau rajutan (HS 61) turun 30,75 persen; timah dan barang daripadanya (HS 80) turun 25,33 persen; serta pakaian dan aksesorisnya atau bukan rajutan (HS 62) turun 18,18 persen.
Sedangkan selama periode Januari hingga September 2022, total nilai ekspor tercatat mencapai US$ 219,35 miliar atau meningkat sebesar 33,49 persen dibanding periode tahun sebelumnya (YoY).
Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik sebesar 33,21 persen YoY menjadi US$ 207,19 miliar. Ditambah ekspor sektor migas yang naik 38,56 persen YoY menjadi sebesar US$ 12,16 miliar.
“Kementerian Perdagangan optimistis untuk terus mendorong peningkatan ekspor pada tiga bulan terakhir sehingga ekspor nonmigas tahun ini diharapkan dapat mencatat rekor tertinggi,” kata Zulkifli.
Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan RI Januari-September Lebih Besar dari Total Tahun Lalu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini