TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah di awal pekan ini masih melemah terhadap dolar AS. Pada awal perdagangan Senin, 17 Oktober 2022, rupiah menembus level 15.474 per dolar AS.
Data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 47 poin atau 0,3 persen ke 15.474 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS kembali melemah 0,29 persen ke 112,98.
Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang di Asia pun melemah seperti won Korea Selatan melemah paling dalam 0,51 persen, disusul dolar Taiwan melemah 0,42 persen.
Baca: Rupiah Kembali Ditutup Melemah, Kini Nyaris Tembus Rp 15.500
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebeblumnya memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup melemah di kisaran 15.410 - 15.460 per dolar AS.
Ia menyebutkan fluktuasi kurs rupiah terutama dipengaruhi oleh meningkatnya risiko pasar seiring dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan upah, kerawanan energi dan pangan.
Selain itu, ada faktor perang di Ukraina terus memperburuk keamanan pangan global dan krisis gizi dengan harga energi, makanan, dan pupuk yang tinggi dan tidak stabil. Ditambah lagi ada kebijakan perdagangan yang membatasi dan gangguan rantai pasokan.
"Kemudian pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi menciptakan ancaman bagi pemulihan ekonomi. Situasi global diprediksi akan tetap sulit di tahun 2022 dan dapat berlanjut hingga tahun 2023," ujar Ibrahim.
Adapun faktor eksternal lainnya berasal dari nilai dolar AS yang jatuh terhadap sebagian besar mata uang namun masih dalam level tertinggi dalam perdagangan yang bergejolak.
Indeks dolar AS sempat melonjak menyusul laporan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan, karena beberapa investor menganggap respons awal pasar terhadap data itu berlebihan.
Ibrahim juga menjelaskan indeks harga konsumen AS naik 0,4 persen bulan lalu setelah naik 0,1 persen pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis. Dalam 12 bulan hingga September, CPI meningkat 8,2 persen setelah naik 8,3 persen pada Agustus, memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).
BISNIS
Baca juga: Rupiah Merosot Kian Membebani Proyek Kereta Cepat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.