TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan progres proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah mencapai 88,8 persen. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Didiek Hartantyo pun menyebutkan masih ada beberapa prasarana yang tengah disiapkan.
"Untuk kesiapan prasarana, saat ini sedang dikerjakan pemasangan rel kereta api dari arah Bandung menuju Jakarta," tuturnya melalui keterangan tertulis pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Ia berujar KAI tengah menyelesaikam pemasangan girder box atau gelagar hingga pembangunan subgrade. Overhead Catenary System (OCS) atau peralatan listrik aliran atas, menurut Didiek, juga sudah mulai terpasang.
Feeder atau angkutan penghubung beserta ruang tunggunya juga tengah disiapkan oleh KAI. Feeder nantinya akan berhenti di Stasiun Padalarang, Cimahi, dan Bandung. Layanan itu disediakan untuk memudahkan pengguna KCJB yang hendak melanjutkan perjalanan ke wilayah Cimahi maupun pusat Kota Bandung.
“Hadirnya KCJB tidak hanya menjadi alternatif transportasi baru yang menghubungkan kedua wilayah, tetapi juga menghadirkan serta meningkatkan perekonomian di wilayah yang dilalui,” ujar Didiek.
Di samping itu, KAI juga tengah menyelesaikan LRT Jabodebek yang nantinya akan terkoneksi dengan KCJB di kawasan Halim Perdanakusuma. Untuk menjaga interkonektivitas, LRT Jabodebek akan terintegrasi juga dengan berbagai moda transportasi lainnya seperti Commuter Line dan bus.
Untuk kesiapan sarana, saat ini sudah tiba tiga rangkaian di Depo Tegalluar, yaitu dua rangkaian Electric Multiple Unit dan satu rangkaian Comprehensive Inspection Train. Adapun nantinya ada 12 total keseluruhan rangkaian yang ditargetkan tiba di Indonesia pada Maret 2023.
KAI berjanji akan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap prosesnya pembangunan proyek kereta cepat itu. Tujuannya, kata dia, untuk mewujudkan akuntabilitas pembangunan proyek KCJB serta dapat dipertanggungjawabkan.
Didiek pun mengatakan KAI juga akan selalu bersikap transparan terhadap seluruh aspek dalam pembangunan KCJB sesuai ketentuan yang berlaku. Ia mengklaim KAI sudah terbukti sebagai badan publik yang profesional dan terbuka dalam hal keterbukaan informasi. Didiek merujuk pada penghargaan Badan Publik Informatif yang diberikan kepada KAI 2020 dan 2021 oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dalam hal penyelesaian proyek, KAI menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Komite Kereta Cepat Jakarta Bandung agar operasional dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Operasional kereta cepat sendiri ditargetkan dapat dimulai pada Juni 2023
“KAI berkomitmen untuk melaksanakan dan menyelesaikan penugasan ini dengan sebaik-baiknya dan tetap mengutamakan keselamatan,” kata Didiek.
Didiek menuturkan KAI bersama KCIC dan seluruh stakeholder akan berupaya sebaik mungkin dalam pembangunan KCJB. Terlebih, kereta cepat merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Pembangunan KCJB dilakukan dalam rangka menghadirkan transportasi modern di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap ke depan akan semakin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi kereta api yang lebih cepat, efisien, nyaman, dan ramah lingkungan.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini