TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengungkapkan penyebab terus naiknya harga saham Mandiri yang sampai mencetak rekor terbaru. Salah satunya, transformasi bisnis yang sudah dijalankan sehingga disambut baik para pelaku pasar keuangan.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 13 Oktober 2022, saham Bank Mandiri yang berkode BMRI itu bertengger di level 9.475 atau naik 0,53 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level 9.425. Sepanjang hari ini, harga saham BMRI tertinggi berada di level 9.550.
"Transformasi bisnis menjadi lebih tajam dan produktif," kata Darmawan dikutip dari siaran pers, Kamis 13 Oktober 2022.
Baca: Inflasi Tinggi, Bank Mandiri Optimistis Ekonomi Kuartal III 5,44 Persen Lebih
Pada penutupan perdagangan Selasa lalu, saham Mandiri kata Darmawan bahkan menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa menjadi Rp 9.450. Posisi tersebut naik 34,2 persen dari harga saham pada penutupan perdagangan awal 2022 sebesar Rp 7.025.
Dengan capaian ini, Darmawan mengatakan, transformasi bisnis yang telah dijalankan 3 tahun terakhir akan terus dilanjutkan dengan mempersiapkan sumber daya manusia berdaya saing tinggi serta mampu mengedepankan peran teknologi dan inovasi sebagai pilar aktivitas bisnis.
Transformasi bisnis yang fokus pada pengembangan digitalisasi layanan ini kata Darmawan juga telah mampu membukukan kredit sebesar Rp 887,33 triliun atau tumbuh 9,89 persen secara year on year (yoy) bank only hingga Agustus 2022.
Sebagai salah satu bank yang fokus pada pengembangan bisnis ke segmen wholesale, laju kredit Bank Mandiri juga diikuti perbaikan kinerja dari sisi wholesale banking. Tercermin dari kredit wholesale banking yang tumbuh hingga 8,36 persen yoy pada akhir Agustus 2022.
"Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” jelasnya.
Pertumbuhan kredit tersebut juga diiringi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Agustus 2022 sebesar 11,10 perseb yoy menjadi Rp 1.036,65 triliun secara bank only. Didorong peningkatan dana murah secara bank only yang mencapai Rp 780,5 Triliun atau tumbuh sebesar 14,81 persen yoy dengan komposisi dana murah mencapai 75,29 persen.
Pertumbuhan dana murah Bank Mandiri kata Darmawan tak lepas dari hadirnya dua layanan digital Bank Mandiri, yaitu super app Livin’ by Mandiri untuk menunjang transaksi dan gaya hidup nasabah serta super platform Kopra by Mandiri yang menyediakan layanan ekosistem bisnis nasabah dari hulu ke hilir.
“Tujuan utama transformasi bisnis ini adalah agar Bank Mandiri dapat terus memberikan nilai lebih bagi nasabah di seluruh segmen, dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar dia.
Baca: Rayakan Hari Jadi, Bank Mandiri Tebar Promo Serba 24
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini