Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan data impor beras yang dicatat pihaknya bukanlah beras konsumsi masyarakat pada umumnya, melainkan beras-beras yang diimpor untuk kebutuhan industri. Karena itu, data yang ada bertentangan dengan yang disampaikan Kepala Negara.
Berdasarkan data impor beras BPS menurut negara asal utamanya per 12 Agustus 2022, terlihat memang Indonesia masih impor beras dari berbagai negara. Tapi, data impor beras BPS ini tidak merincikan jenis beras yang diimpor dan untuk keperluannya.
Data itu hanya mencatat, pada 2018 Indonesia mengimpor beras dari India sebanyak 337,99 ton, Thailand 795,60 ton, Vietnam 767,18 ton, Pakistan 310,9 ton, Myanmar 41,82 ribu ton, Jepang 0,2 ton, Cina 227,7 ton, dan lainnya 6,5 ton. Totalnya pada tahun itu adalah 2,25 juta ton.
Selanjutnya, pada 2019 impor beras Indonesia dari India menyusut menjadi 7,97 ribu ton, Thailand 53,27 ribu ton, Vietnam 33,13 ribu ton, Pakistan 182,56 ribu ton, Myanmar 166,70 ribu ton, Jepang 90 ton, Cina 24,3 ton, dan lainnya 744,6 ton. Totalnya pada tahun itu adalah 444,5 ribu ton.
Pada 2020, angka impornya kembali berubah, dari India sebanyak 10,59 ribu ton, Thailand 88,59 ribu ton, Vietnam 88,71 ribu ton, Pakistan 110,51 ribu ton, Myanmar 57,84 ribu ton, Jepang 0,3 ton, Cina 23,8 ton, dan lainnya 0,3 ton. Total pada tahun ini adalah 356,28 ribu ton impor beras.
Pada 2021, angka impor beras kembali merangkak naik. Sebagai contoh, beras yang diimpor dari India naik menjadi sebanyak 215,38 ribu ton, sedangkan dari Thailand 69,36 ribu ton, Vietnam 65,69 ribu ton, Pakistan 52,47 ribu ton, Myanmar 3,79 ribu ton, Jepang 230,3 ton, Cina 42,6 ton, dan lainnya 760,1 ton dengan total keseluruhan 407,74 ribu ton.
DEFARA DHANYA PARAMITHA | ARRIJAL RACHMAN
Baca: BPS: Inflasi September 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini