Kendati begitu, Bima mengatakan, perusahaan-perusahaan e-commerce masih harus melakukan efisiensi atau penyesuaian karena saat ini juga mulai memasuki tahap pengembalian hasil investasi dari para penyokong dananya. Karena itu, efisiensi dari sisi pengurangan jumlah karyawan mau tidak mau harus dilakukan e-commerce.
"Tapi memang layoff itu jadi salah satu efisiensi yang efektif untuk jangka pendek. Tapi bisa jadi mereka layoff 4 orang, tapi mereka rekrut 1 orang. Jadi misal 1 yang bisa melakukan 3 job, itu kan bagian dari efisiensi kan tapi yang terlihat di layoff-nya aja," ucap dia.
Sebelumnya, Shopee Indonesia mengambil keputusan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya. Sumber Tempo menyebutkan jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak 3 persen dari total jumlah karyawan perusahaan teknologi tersebut.
Bila mengambil data jumlah karyawan perusahaan milik Sea Grup itu di Indonesia sebanyak 6.232 orang, maka diperkirakan ada sebanyak 187 pegawai yang dilepas oleh perusahaan yang juga bergergak di bidang e-commerce tersebut.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyebutkan keputusan tersebut adalah langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan tertulis soal kebijakan PHK terhadap sejumlah karyawan Shopee tersebut, Senin, 19 September 2022.
Baca: Ojol Sebut Bansos BBM dari Sri Mulyani Tak Kunjung Cair, Kemenkeu Beri Penjelasan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini