Berdasarkan catatan BI penarikan ULN Pemerintah pada Juli 2022 untuk memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain yang terbesar mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sekitar 24,5 persen dari total ULN Pemerintah.
"Kemudian sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), sektor konstruksi (14,2 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8 persen)," kata Erwin.
Sementara itu, untuk porsi Posisi ULN swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar US$ 206,3 miliar, juga turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 207,7 miliar. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,2 persen, lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7 persen.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 2 persen (yoy) dan 0,9 persen (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang," ucap dia.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta.
Utang luar negeri tersebut tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7 persen terhadap total utang swasta.
Baca: Harga Telur di Pasar Gede Solo Rp 27.000 per Kg, Zulhas: Kalau di Bawah Itu, Peternak Rugi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.