TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air Group mengucurkan dana investasi Rp 7, 29 triliun untuk pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara Batam Aero Technic (BAT) di Kepulauan Riau, Batam. Proyek ini diprediksi menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030.
Danang mengatakan sejak beroperasi 2014 lalu, dari realisasi hasil pembangunan hanggar tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi 4 maintenance hangar kapasitas 13 pesawat serta tahap 3 sudah beroperasi 1 maintenance hangar kapasitas 6 pesawat.
Batam Aero Technic saat ini mampu melaksanakan perawatan jenis pesawat: Airbus 320 series,Boeing 737 series,Airbus 330 series,Hawker 800/ 900 XP, ATR 72 500/ 600, dan Tipe pesawat lainnya. " BAT didukung kurang lebih 2.000 personil (sumber daya manusia) dengan target nilai investasi yang pada 2023 yaitu Rp 1,24 triliun," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, Ahad 28 Agustus 2022.
Batam Aero Technic merupakan perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance repair and overhaul (MRO). Saat ini merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat dari Jhonlin Air Transport, DrukAir, Tri MG Airlines, US Bangla Airlines, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Batik Air Malaysia, Thai Lion Air, Angkasa Aviation Academy (sekolah pilot), Super Air Jet. "Layanan perawatan untuk maskapai lainnya akan dikembangkan secara bertahap," ucap Danang.
Danang menjelaskan, pada pembangunan kelanjutan hanggar tahap 3 dan tahap 4, BAT berencana membangun 8 hanggar yang bisa menampung 24 pesawat udara tipe berbadan sedang (narrow body): Boeing 737 dan Airbus 320. "Hanggar dimaksud diharapkan meningkatkan serapan kebutuhan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan MRO yang dikirim ke luar negeri," katanya.
Kemampuan dan kapabilitas BAT dalam jangka menengah serta mendatang diharapkan mampu mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik yang diprediksi mempunyai rata-rata 12.000 unit pesawat udara dengan nilai bisnis berkisar US$ 100 miliar pada 2025. "Pengembangan KEK BAT ini diharapkan dapat menghemat devisa 30 persen-35 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri," kata Danang.
Kawasan Batam Aero Technic di Batam Kepulauan Riau (dalam satu area Bandar Udara Intenrasional Hang Nadim), hingga kini sarana perawatan dan perbaikan telah dibangun di lahan seluas 30 hektar yang disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam.
JONIANSYAH HARDJONO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini