Thomas menjelaskan, bisnis wisata bahari ini bisa mendongkrak pendapatan Ancol karena potensi pasarnya besar. Selain negara-negara kawasan seperti Australia hingga Singapura yang memiliki budaya berlayar dengan kapal layar atau kapal-kapal pesiar super mewah, kalangan menengah atas dalam negeri pun tengah menggandrungi wisata itu.
"Jangka pendek sudah pasti keinganan dalam negeri mendominasi. Makin banyak orang mulai menuju ke sana, pengusaha sukses, sudah punya rumah gede, punya apartemen, vila di Bali sudah punya, punya sampai 4 mobil mewah terus apa? ya beli kapal lah," ujarnya.
Marina baru ini, Thomas melanjutkan, tidak hanya dijadikan tempat bersendarnya kapal-kapal pesiar, tapi juga akan dilengkapi dengan bengkel kapal. Bengkel kapal menjadi aset yang menarik untuk menghidupkan marina. Sebab, kata dia, perawatan kapal akan lebih rutin dilakukan ketimbang alat transportasi darat.
"Jadi jangka pendek permintaan untuk dermaga dan bengkel kapal, servis kapal dalam negeri jangka panjang saya sangat-sangat yakin sekali ini akan menjadi kegiatan populer bagi wisman asing juga," kata Thomas.
Rencananya, marina yang desainnya sudah dibuatkan oleh konsultan proyek marina asal London ini akan terintegrasi langsung dengan moda raya terpadu (MRT). MRT saat ini tengah memperpanjang jalurnya dari Thamrin hingga Ancol Barat. Dengan integrasi angkutan umum, marina akan semakin mudah diakses.
"Itu akan sampai ke Ancol Timur, stadion dan harusnya sampai ke Tanjung Priok dan kan dibangun juga LRT dari Kelapa Gading ke Stadion. Semoga bisa masuk ke Ancol Timur," ucap Thomas.
Baca juga: Terpopuler Bisnis: Klaim Dampak Ekonomi IKN ke Warga Lokal, Stok Beras 2 Tahun Sebelum Ekspor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini