Kasus ini, menurut dia, sebetulnya menjadi salah satu penyebab keberadaan solar subsidi langka di pasar karena distribusinya mengalami kebocoran. Padahal, upaya pemerintah menaikkan kuota volume BBM bersubsidi jenis solar sudah sering dilakukan dan berjalan.
"Beberapa tahun terakhir komitmen pemerintah untuk menaikkan kuota solar bersubsidi harus kami akui sudah cukup baik namun itu semua dimanfaatkan dan dinikmati oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ucapnya.
Oleh sebab itu, di tengah tren harga minyak dunia yang terus naik pemerintah perlu menaikkan harga BBM subsidi. Sebab jika selisihnya dibiarkan akan mengakibatkan beban subsidi yang ditanggung pemerintah juga makin bertambah dan memberatkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Maman menilai pemerintah harus segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi untuk mencegah dampak permasalahan di sektor lain. "Demi mengamankan kepentingan yang lebih besar serta sudah saatnya kita akhiri permainan para oknum-oknum tidak bertanggung jawab di daerah," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali meminta agar PT Pertamina (Persero) bisa mengendalikan volume penyaluran BBM bersubsidi. Dengan begitu, postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa tetap terjaga.
"Tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya, jadi supaya APBN tidak terpukul," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
ARRIJAL RACHMAN | ANTARA
Baca: Bos Indofood Cerita Soal Sorgum untuk Gantikan Gandum dalam Produksi Mi Instan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.