Suvenir wayang kulit Rajamala itu dibuat sama seperti dengan wayang kulit pada umumnya, baik bahan, kelengkapan, maupun proses pembuatan yang dimulai dari pembuatan sketsa atau desain, penatahan, pewarnaan, gapit, sampai dengan pengemasan. Namun untuk ukuran, wayang kulit untuk suvenir ini dibuat lebih kecil dari ukuran wayang biasa.
Wayang kulit suvenir ini juga dapat digerakkan atau dimainkan layaknya wayang kulit biasa. Dalam proses pembuatannya, Margono mengatakan tidak ada kesulitan berarti, tapi waktu yang relatif singkat untuk membuat wayang menjadi tantangan tersendiri.
Proses kejar tayang penyelesaian 2.600 wayang kulit Rajamala ini ditargetkan rampung dua pekan. Proses produksinya dimulai sejak 9 Juli lalu dan diharapkan rampung seluruhnya pada 26 Juli.
Untuk memaksimalkan proses produksinya, Margono dibantu sejumlah perajin wayang kulit andal yang langsung ia pantau sendiri. Margono membagi puluhan perajin wayang kulit itu menjadi enam kelompok kerja yang dibedakan sesuai divisi kerja.
“Saya bagi per kelompok. Misalnya yang menyelesaikan tatahan ada sendiri, nanti pewarnaan juga ada sendiri, termasuk ketika memasang gapit dan pengemasan. Dengan begini saya kira-kira sehari bisa menyelesaikan antara 180-200 wayang kulit Rajamala,” papar Margono.
Margono memperkirakan jika 180-200 wayang bisa rampung dibuat per hari, pada 23 Juli 2022 mendatang total pesanan 2.600 wayang bisa dipenuhi. Rencananya, sebelum ajang ASEAN Para Games dibuka, akan dilakukan pengecekan terakhir dan pengemasan suvenir tersebut.
Baca: Jokowi Dorong Pabrik Minyak Makan Merah, Pengusaha Sawit: Harus Ekonomis
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.