Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Besar Kemungkinan Resesi Ekonomi Menimpa Indonesia?

image-gnews
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat membuka pertemuan pembiayaan berkelanjutan di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Selasa, 13 Juli 2022.  Foto: Istimewa
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat membuka pertemuan pembiayaan berkelanjutan di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Selasa, 13 Juli 2022. Foto: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan probabilitas atau kemungkinan resesi menimpa Indonesia jauh lebih rendah dari banyak negara. Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai berbagai potensi yang bisa meningkatkan risiko resesi.

“Kami akan memakai semua instrumen seperti kebijakan fiskal, moneter, termasuk finansial dan regulasi lain untuk memonitor dan menjaga risiko resesi ini,” kata Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, 13 Juli 2022. 

Pekan lalu, Bank Dunia merilis laporan Global Economic Prospect yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global turun dari 5,7 persen pada 2021 menjadi hanya 2,9 persen pada tahun ini. Angka itu jauh lebih rendah dari proyeksi Bank Dunia pada Januari yang sebesar 4,1 persen. Sejumlah negara berkembang juga diprediksi menghadapi kondisi inflasi tinggi berkepanjangan (stagflasi).

“Perang di Ukraina, lockdown Cina, gangguan rantai pasokan global, dan risiko staglasi memukul pertumbuhan ekonomi dunia. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari,” ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam laporan tersebut.

Laporan Bank Dunia itu menyatakan kondisi ekonomi global saat ini sama dengan resesi global pada 1970-an. Ada tiga aspek utama yang mirip antara kondisi saat ini dengan masa lalu: gangguan pada sisi pasokan dan permintaan barang yang memicu inflasi, prospek pelemahan pertumbuhan ekonomi, serta kerentanan pada negara berkembang yang harus memperketat kebijakan moneternya demi menahan inflasi.

Menurut Sri Mulyani, beberapa negara memang lebih berisiko terkena inflasi akibat situasi geopolitik yang menyebabkan kenaikan harga bahan makanan dan energi dan berujung pada tingginya tingkat inflasi. Tingkat inflasi itu, kata Sri Mulyani, di sejumlah negara bahkan jauh lebih tinggi dari masa pandemi. Situasi ini diperburuk dengan kondisi geopolitik, yakni perang Rusia-Ukraina.

Sejumlah negara maju yang selama ini perekonomiannya relatif stabil juga terancam risiko resesi. Di Amerika Serikat dan Inggris, misalnya, tingkat inflasi sudah mencapai 7-8 persen. Tingkat inflasi di Eropa juga sudah di atas 6 persen, begitu juga dengan Jepang. “Mereka adalah negara maju yang selama 1,5 dekade terakhir tingkat inflasinya nol persen.”

Ancaman resesi itu membesar pada sejumlah negara karena menurut Sri Mulyani, kondisi perekonomian negara tidak cukup kuat.  Pertama, akibat neraca pembayaran yang tidak memadai sehingga berdampak kepada nilai tukar mata uang. Kedua, pertumbuhan ekonominya yang rendah. Ketiga, terkontraksinya perekonomian akibat belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi. “Meningkatnya inflasi membuat situasi semakin kompleks.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sri Mulyani meyakini saat ini Indonesia memiliki daya tahan lebih baik dari ancaman resesi. Pasalnya, sejak krisis keuangan 2008, perekonomian Indonesia telah lebih prudent. “Eksposur pinjaman luar negeri kita turun, korporasi juga telah melakukan hedging, kemudian anggaran negara kita masih cukup kuat,” ujarnya.

Kendati begitu, Sri Mulyani tak membantah bahwa tingkat inflasi Indonesia juga mulai merangkak naik. Juni lalu, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi tahunan telah mencapai 4,35 persen, di atas target inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 3 persen. “Tekanan terhadap inflasi dapat memicu krisis. Tapi pemerintah teris melakukan langkah-langkah antisipasi selama kita punya instrumen dan kemampuan.”

Sebagai contoh, Sri Mulyani menyebut, pemerintah masih terus menahan kenaikan harga BBM dan listrik yang seharusnya sudah naik sejak lama. “Persoalan harga energi ini, kan, jika negara tidak mampu menahan maka yang harus membayar ya rakyatnya. Tapi karena Indonesia masih mampu, maka pemerintah tetap memberikan subsidi bagi harga energi.”

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN) kata Sri Mulyani, hingga 2023 masih akan dirancang untuk menjadi bantalan untuk meredam guncangan akibat kenaikan harga-harga, terutama komoditas yang masih harus diimpor. “APBN kita masih kuat karena kita mendapatkan keuntungan dari windfall (kenaikan harga komoditas).”

PRAGA UTAMA (NUSA DUA)

Baca juga: Sri Mulyani Bahas Krisis Pangan dengan Cina

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per


Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

16 jam lalu

Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (kiri) bersama Gibran Rakabuming Raka (kanan) memberikan keterangan pers saat menghadiri rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2024 di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

17 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

19 jam lalu

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi di Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta, Sabtu (20/4/2024). Foto : Oji/Novel
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.


KPU Tetapkan Prabowo-Gibran jadi Presiden-Wapres RI, Program Makan Siang Gratis Mulus Masuk RAPBN 2025?

1 hari lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
KPU Tetapkan Prabowo-Gibran jadi Presiden-Wapres RI, Program Makan Siang Gratis Mulus Masuk RAPBN 2025?

Apakah program makan siang gratis yang dijanjikan sebelumnya dapat segera dibahas masuk RAPBN menyusul penetapan Prabowo sebagai presiden terpilih?


BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?


Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

2 hari lalu

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images
Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.


Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?