TEMPO.CO, Jakarta - Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga Bitcoin terus mengalami penurunan pasca-Amerika Serikat merilis laju inflasi sebesar 8,6 persen. Dia memperkirakan aset digital itu akan melorot sampai ke level US$ 19 ribu.
"Ada indikasi minggu ini bank sentral Amerika menaikkan suku bunga dan kemungkinan Bitcoin akan menyentuh level terendah di US$ 19 ribu," ujar Ibrahim, Senin, 13 Juni 2022.
Ibrahim memperkirakan, Bitcoin akan terus tertekan dalam beberapa waktu mendatang. Meski hari ini Bitcoin tidak menyentuh di bawah US$ 20 ribu, tren pergerakan akan membawanya terus turun sampai mendekati US$ 19 ribu.
Adapun Bitcoin jatuh ke level terendah dalam 18 bulan di perdagangan Asia, Senin. Token digital terbesar di dunia itu jatuh 9 persen menjadi di bawah level US$ 25 ribu atau terendah sejak Desember 2020.
Cryptocurrency lainnya juga merosot karena aksi jual yang lebih luas berlanjut. Investor kripto meningkatkan taruhan untuk langkah pengetatan Federal Reserve yang lebih agresif setelah data Jumat menunjukkan inflasi Amerika melonjak ke level tertinggi baru 40 tahun pada Mei 2022.
Inflasi AS ini memicu aksi jual aset berisiko, termasuk cryptocurrency dan saham. Adapun pasar saham merosot lebih dari 2 persen di seluruh pasar Asia pada awal perdagangan hari ini.
Saham teknologi di Hong Kong turun lebih dari 2,7 persen, membebani indeks Hang Seng yang lebih luas. Kontrak berjangka Amerika juga turun. Kontrak Nasdaq 100 ambruk 2 persen dan kontrak S&P 500 tergelincir 1,6 persen.
Pada saat yang sama, Yen Jepang melemah ke level psikologis utama 135 per dolar. Ini menempatkan yen pada level terendah dalam 24 tahun.
BISNIS
Baca juga: Bitcoin Mulai Bangkit ke Rp 448 Jutaan, Bagaimana Proyeksinya ke Depan?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini