TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan bank sentral tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. "(Koordinasi ini) guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen pada 2022,” ucapnya dalam keterangan resmi, Kamis, 2 Juni 2022.
Pernyataan tersebut disampaikan merespons data laju inflasi pada Mei 2022 sebesar 0,4 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka tersebut melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,95 persen mtm.
Secara tahunan, inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 3,55 persen (year-on-year/yoy). Laju inflasi tersebut lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen yoy.
Sementara inflasi inti pada Mei 2022 sebesar 0,23 persen mtm, lebih rendah ketimbang April 2022 yang sebesar 0,36 persen mtm.
Erwin menjelaskan, perkembangan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan seiring dengan pergerakan harga emas global.
Sedangkan secara tahunan, inflasi inti pada periode tersebut tercatat sebesar 2,58 persen yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi periode bulan sebelumnya yang sebesar 2,6 persen yoy.
“Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, didukung stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” tutur Erwin.
Selain itu, kelompok volatile food pada Mei 2022 mengalami inflasi 0,94 persen mtm, menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,30 persen mtm.
Adapun penurunan tekanan inflasi pada komponen tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi minyak goreng seiring dengan implementasi kebijakan larangan sementara ekspor pada komoditas crude palm oil (CPO) dan produk turunannya.