Presiden Lipow Oil Associates di Houston, Andrew Lipow, menyatakan OPEC+ setuju menambah kuota produksi mereka sedikit lebih banyak dari yang diharapkan pasar. "Pada kenyataannya sangat sedikit untuk menambah pasokan tambahan karena OPEC+ sudah gagal memenuhi kuota yang ada lebih dari dua juta barel per hari," tuturnya.
Ia mengungkapkan minyak sebagian besar lebih tinggi selama beberapa minggu karena ekspor Rusia telah ditekan oleh sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Moskow atas invasinya pada 24 Februari ke Ukraina. "Tindakan yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus."
Pasar, kata Lipow, juga mendapat dukungan dari kemunculan bertahap Cina dari lockdown yang lebih ketat akibat meluasnya Covid-19. Sementara produksi minyak dari Rusia telah turun sekitar satu juta barel per hari menyusul sanksi.
Sementara itu, salah satu sumber OPEC + yang mengetahui posisi Rusia mengatakan Moskow menyetujui produsen lain meningkatkan produksi untuk mengkompensasi produksinya yang lebih rendah, tetapi tidak harus menutupi semua kekurangan. Kremlin juga mengatakan dapat mengubah rute ekspor minyak untuk meminimalkan kerugian akibat sanksi Uni Eropa. Meski begitu, para analis tetap skeptis.
Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, tak yakin sejumlah skenario itu bisa berhasil. "Oleh karena itu, produksi minyak Rusia kemungkinan akan turun lagi dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya sambil mempertanyakan kemampuan OPEC+ untuk menambah lebih banyak minyak dunia ke pasar.
ANTARA
Baca: Cerita Patrick Walujo tentang Awal Mula Gojek Harus Bakar Uang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.