Masalah Kelangkaan Jumlah Pesawat
Sandiaga Uno sebelumnya menyebut sektor pariwisata terdampak oleh kelangkaan jumlah pesawat. Kondisi menjadi kendala utama bagi destinasi wisata, seperti Bali, untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan asing atau wisman. Menurut dia, banyak minat pelancong asing yang tak tertampung karena minimnya penerbangan langsung ke Indonesia, khususnya Pulau Dewata.
“Salah satu kendala ini adalah keterbatasan penerbangan. Minat sih luar biasa. Sewaktu saya ke Australia dan bicara sama perwakilan di luar negeri di sana, semua sudah siap. Namun mereka minta tambah penerbangan,” ujar Sandiaga saat ditemui di rumahnya, Jakarta Selatan, Senin, 2 Mei 2022.
Masalah kelangkaan pesawat terjadi lantaran selama pandemi Covid-19, perusahaan maskapai banyak mengandangkan armadanya. Selain itu, ada penarikan armada pesawat dari lessor.
Di dalam negeri, Sandiaga mengatakan, perusahaan maskapai masih berfokus melayani penerbangan rute domestik. Maskapai Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group yang memiliki kue pasar terbanyak, misalnya, masih belum sanggup menambah rute penerbangan internasional akibat proses raktivasi pesawat belum optimal.
“Garuda dan Batik belum bisa menyediakan (rute internasional). Dalam negeri saja kan mereka sudah penuh sekali (penumpangnya),” tutur Sandiaga.
Sandiaga memastikan pihaknya telah berkomunikasi dengan maskapai internasional, seperti Turkish Airline, Qatar Airways, Singapore Airlines, hingga Ana Airlines untuk menambah frekuensi penerbangan ke Pulau Dewata. Sementara itu untuk maskapai dalam negeri, khususnya Garuda, Sandiaga mendorong manajemen menambah kerja sama code sharing dengan maskapai asing agar jadwal penerbangan internasional semakin bervariasi.
ANTARA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Sandiaga Sebut Kelangkaan Jumah Pesawat Jadi Kendala Bali Dongkrak Jumlah Wisman
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.