Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 68,22 persen YoY, penurunan beban penjualan sebesar 88,08 persen YoY serta penurunan beban umum dan administrasi sebesar 47,89 persen YoY. Beban keuangan utang lama juga mengalami penurunan dengan adanya Master Restructuring Agreement (MRA) dan pembayaran sebagian pokok utang di 2021.
Jumlah aset tahun 2021 sebesar Rp 103,60 triliun, atau meningkat sebesar 2,81 persen YoY disebabkan oleh peningkatan aset lancar dalam bentuk kas yang berasal dari PMN dan rights issue tahun 2021. Di sisi lain, aset tidak lancar mengalami penurunan disebabkan oleh transaksi asset recycling yang dilakukan oleh Perseroan selama 2021.
Perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp 88,14 triliun, atau menurun sebesar 1,34 persen YoY disebabkan oleh penurunan utang usaha. Ekuitas Perseroan sebesar Rp 15,46 Triliun, atau meningkat sebesar 35,28 persen YoY.
Kemampuan likuiditas perseroan pada tahun 2021 juga menunjukkan tren membaik dengan masih positifnya arus kas dari operasional, proceeds dari asset recycling pada aktivitas investasi, serta dukungan proceeds rights issue pada aktivitas pendanaan.
Kinerja keuangan Perseroan tahun 2021 berjalan sesuai target jangka menengah restrukturisasi yang disepakati dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Tahun 2022 Perseroan akan lebih fokus pada perolehan kontrak baru dengan target Rp 30 triliun, penyelesaian proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling.
Dengan adanya dukungan pemerintah melalui PMN, Perseroan juga akan fokus menyelesaikan konstruksi jalan tol hingga titik tertentu, yang akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan jalan tol dan juga akan mempermudah proses strategic partnership dengan para calon investor. Dengan asset recycling yang sangat membantu penurunan kerugian Perseroan ini, diharapkan kedepannya Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang positif.
Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing Senilai Rp 12,91 Triliun Hampir Rampung