Hal ini menyebabkan banyak produsen yang mengurangi dan menghentikan produksinya karena harga tidak kompetitif. "Pelaksana PSO (Public Service Obligation), dalam hal ini Pertamina, juga tidak punya anggaran untuk membeli BBN dengan harga tinggi," kata Evita.
Evita mengungkapkan sejak November 2008 hingga Januari 2009 terdapat rata-rata selisih harga BBM dan BBN sebesar Rp 610,08 per liter. Saat ini harga BBM sebesar Rp 4.673 per liter dan BBN mencapai Rp 5.224 per liter.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Cakrawan mengatakan sejak Oktober 2008 para produsen merugi terus. "Awalnya Pertamina memakai harga negosiasi dengan kami. Tapi sejak Oktober 2008, mereka gunakan harga MOPS (Mean of Plats Singapore/harga rata-rata minyak di pasar Singapura)," ujar Paulus.
Pada Januari 2009, Paulus mengungkapkan satu produsen biodiesel telah menghentikan pasokannya ke Pertamina dan tiga produsen mengurangi pasokan sampai tinggal sepuluh persen. "Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat referensi harga BBN yang wajar. Kami, produsen biofuels siap mendukung program BBN," ucap dia, menegaskan.
SORTA TOBING