TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada pembukaan perdagangan Senin, 9 Mei 2022, berpeluang tertekan seusai libur panjang Lebaran 1443 Hijriah. Bursa berpotensi memasuki fase konsolidasi jangka pendek.
“Kemungkinan besok (Senin) akan mengalami penurunan. Kalau misalnya turun lebih dalam dari 7.150, ada kemungkinan besar IHSG akan menuju ke 7.080, jadi tekanannya cukup lumayan," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus seperti dikutip bisnis, Ahad, 8 Mei.
Meski begitu, koreksi tersebut dianggap bisa menjadi pertanda untuk melakukan aksi beli. Nico mengatakan IHSG telah bergerak menguat sebelum akhirnya memasuki fase konsolidasi.
Adapun tekanan terhadap IHSG akan datang dari eksternal dengan peningkatan suku bunga di berbagai negara. Dia menilai, data ekonomi dalam negeri bisa mengurangi tekanan bagi indeks.
Dengan peningkatan suku bunga di eksternal, Nico menyatakan Bank Indonesia (BI) tidak akan diam saja. Dia percaya bahwa stabilitas dan volatilitas pasar akan menjadi perhatian bank sentral.
"Tekanan ke IHSG sepertinya akan terjadi jangka pendek. Tekanan jual pun masih dalam keadaan tinggi karena ada sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Tapi, jika fundamental ekonomi membaik, koreksi ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembelian," ucapnya.
Pada penutupan perdagangan 28 April lalu, IHSG menguat 32,1 poin atau 0,45 persen ke level 7.228,91. Sebanyak 307 saham menguat, 226 saham melemah, dan 162 saham bergerak stagnan.
Seiring dengan pelemahan di pasar Indonesia, pasar di kawasan Asia pun akan mengalami kondisi serupa. "Ini menjadi perhatian penting, setelah kita libur Lebaran, dan tiba-tiba masuk, stabilitas dan volatilitasnya akan jauh lebih meningkat,” kata Nico.