TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, Djoko Setijowarno menilai hingga sekarang, pemerintah belum dapat menjamin keamanan pemudik dari Jawa ke Sumatera.
Sehingga, kata dia, setiap tahun pemudik yang menyeberang ke Sumatera menggunakan kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni cenderung memilih perjalanan malam dengan alasan keamanan.
"Hingga saat ini pemerintah belum dapat menjamin keamanan pemudik di wilayah Sumatera, khususnya di Lampung. Pemudik masih merasa was-was jika harus melakukan perjalanan di malam hari di jalan non tol, terutama sepeda motor," kata Djoko dalam keterangan tertulis Selasa, 26 April 2022.
Dia menuturkan pada 2019 dan sebelumnya selalu terjadi penumpukan penumpang. Pasalnya, distribusi kedatangan pengguna jasa penyeberangan tidak merata. Lonjakan terjadi mulai pukul 22.00 dan baru dapat terurai pada pukul 09.00 pagi esoknya. Penjualan tiket sudah dilakukan secara daring (online).
"Alasan keamanan menyebabkan pemudik memilih menyeberang pada jam tersebut," ujarnya.
Selain itu, masalah ketersediaan angkutan umum yang buruk di daerah tujuan, sehingga memaksa harus membawa kendaraan sendiri untuk nantinya melakukan silaturahmi ke sanak keluarga.
Berdasarkan perhitungan, kapasitas terpasang harian baik pola padat maupun sangat padat masih mencukupi untuk melayani proyeksi demand angkutan lebaran 2022.