TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memprediksi okupansi kamar hotel selama periode Lebaran 1443 Hijriah akan meningkat 8 persen. Peningkatan ini akibat tingginya minat masyarakat untuk mudik atau melancong ke luar kota setelah pemerintah melonggarkan syarat perjalanan jarak jauh.
“Warga antusias setelah dua tahun tidak pulang ke kampung halaman,” ujar Sandiaga dalam jawaban tertulis, Senin, 25 April 2022.
Sandiaga mengatakan pada periode Lebaran kali ini, jumlah pemudik akan mencapai 80 juta orang. Dari total potensi pemudik itu, 60 persen di antaranya atau 48 juta orang akan mengunjungi tempat-tempat wisata.
Sementara itu menilik data stastiktik pengeluaran wisatawan Nusantara 2020, rata-rata poengeluaran per orang selama mudik mencapai Rp 1,5 juta. Mengacu data tersebut, pengeluaran para pemudik yang mengunjungi tempat wisata—termasuk untuk menginap di hotel--pada 2022 diperkirakan mencapai Rp 72 triliun.
Sandiaga melanjutkan, tren masyarakat untuk bergerak telah tampak sejak Januari. Pada awal tahun, okupansi hotel berbintang di Indonesia sudah mencapai 42,43 persen—sesuai dengan data Badan Pusat Statistik. Angka ini lebih tinggi 12,08 poin ketimbang periode yang sama 2021 atau year on year yang hanya 30,35 persen.
Baca Juga:
Berdasarkan wilayahnya, tingkat hunian kamar hotel berbintang tertinggi tercatat di Kalimantan Timur yang mencapai 60,78 persen. Sedangkan menurut klasifikasinya, seluruh hotel berbintang mengalami kenaikan secara tahunan. Hotel bintang lima mengalami kenaikan okupansi paling tinggi, yakni 19,06 poin secara year on year menjadi 42,43 persen.
Adapun tren kenaikan angka keterisian kamar hotel juga tampak dari meningkatnya jumlah penjualan tiket perjalanan wisata. Pada 17 April 2022, angka reservasi tiket maskapai penerbangan domestik mencapai 27 persen dan akan terus bertambah mendekati Hari Raya Idul Fitri.