“Karena mereka udah dapet penugasan dari jauh-jauh hari. Beda jaman dulu, mau lebaran gini belom dateng barangnya teriak-teriak. Jadi gula Insya Allah aman, kedelai kita udah cek Insya Allah aman,” ungkapnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat bahwa tidak perlu panic buying. Sebab ketika keadaan itu terjadi, berapapun jumlah produksi pasti tidak akan mencukupi.
“Udah wajar aja belinya kalau cuma dua bag, gak usah beli 10 bag. Bayangin kalau lima kali lipat, akhirnya gitu (terjadi rush),” kata Arief.
Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto menjelaskan, setiap pekannya Bapanas akan memonitor sembilan komoditas pangan tersebut. Pengawasan mulai dari level provinsi dan kabupaten, sehingga mulai dari tingkat kabupaten memberikan laporannya.
“Jadi, early warning-nya sudah kita bangun manakala nanti mulai ada kecenderungan (kenaikan harga),” tutur Andriko saat diskusi virtual pada Senin, 28 Maret 2022.
Menurut dia, peringatan dini dan mitigasi kenaikan atau kekurangan pasokan komoditas pangan sudah disosialisasikan bersama semua pemangku kepentingan. Dia juga mengatakan telah mengkomunikasikan hal ini bersama sejumlah asosiasi pedagang maupun kementerian/lembaga terkait.
Baca: Solar Subsidi Langka, Bos Pertamina Duga Bocor ke Industri Tambang hingga Sawit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.