TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi harga komoditas global menjadi tantangan bagi pemerintah pusat dan daerah. Musababnya, harga bergerak dengan cepat dan bisa melonjak dalam hitungan hari atau anjlok dalam hitungan pekan.
“Hari-hari ini dunia bergerak luar biasa sangat cepat. Pergerakan harga komoditas sangat ekstrem,” ujar Sri Mulyani dalam acara harmonisasi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah di Riau, Jumat, 24 Maret 2022.
Sri Mulyai pun mencontohkan perubahan harga minyak dunia yang sangat fluktuatif dalam dua tahun terakhir. Pada April-Mei 2020, harga acuan minyak pernah merosot sangat tajam akibat pandemi Covid-19. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, harga acuan minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet saat itu minus US$ 37,63 per barel.
Namun pada Maret 2022, kondisi tersebut berbalik. Akibat kondisi geopolitik, minyak dunia melambung bahkan sampai US$ 130 per barel. Sri Mulyani mengatakan situasi yang menyebabkan ketidakpastian ini harus diantisipasi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara bersama-sama.
Dia mengatakan dalam kondisi krisis, pemerintah daerah perlu memiliki shock absorber, termasuk untuk memperkuat pendapatan aslinya. Sebab sejauh ini APBD dipandang belum mampu menjadi alat untuk menekan syok tersebut secara aktif.