Adapun rinciannya adalah produksi urea mencapai 3,56 juta ton dari target 2,54 juta ton. Produksi amoniak mencapai 2,94 juta ton dari target 2,09 juta ton. "Tanpa penanganan Covid yang luar biasa tentu teman-teman di pabrik tidak bisa mengejar target produksi ini," katanya.
Selain itu, Pupuk Kaltim turut mencatat adanya pertumbuhan signifikan dari penjualan selama 2021. Penjualan Pupuk Kaltim tercatat 4,6 juta ton atau 99 persen dari RKAP 2021. Penjualan terbanyak berasal dari produk urea, yaitu 3,49 juta ton dari target 2,6 juta ton. Produk amoniak mencatatkan penjualan 885 ribu ton dari target 585 ribu ton.
Oleh karena itu, Pupuk Kaltim membidik ekspansi dan diversifikasi usaha. Tujuannya, mengembangkan volume produksi, serta memperluas pasar-pasar ekspor baru. Pada kuartal terakhir tahun ini, perseroan diproyeksikan dapat mengoperasikan pabrik amonium nitrat.
Ini merupakan salah satu upaya penghiliran produk berbasis amoniak yang dihasilkan dari gas alam. Upaya penghiliran lainnya adalah pembangunan pabrik soda ash berbahan amoniak dengan kapasitas 300.000 ton per tahun. Pupuk Kaltim berencana mengembangkan pabrik amoniak, urea, dan metanol di Papua Barat.
Baca: Crazy Rich Juragan 99 Klaim Penjualan MS Glow Capai Rp 600 Miliar per Bulan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.